Ribuan Umat Hindu Bogor Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh

Berharap Tahun Depan Bisa Digelar di Luar Pura

Ribuan Umat Hindu Bogor Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh
KHIDMAT: Umat Hindu Cibinong melaksanakan prosesi penyucian jelang Hari Raya Nyepi di lingkungan Pura Raditya Dharma, Kompleks Bekang, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong. FOTO : Kelik / Radar Bogor .

jpnn.com - BOGOR – Berbagai prosesi jelang Nyepi dilaksanakan umat Hindu di wilayah Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/3) kemarin. Mulai dari penyucian diri hingga mengarak ogoh-ogoh (patung Buta Khala) di sekitaran Pura Raditya Dharma, Komplek Bekang, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong.

Ketua Sukaduka Banjar Cibinong, I Wayan Madik Kesuma menjelaskan, rangkaian ibadah kemarin memiliki filosofi tersendiri bagi Umat Hindu. Diawali dengan prosesi Tawur Agung, yang bermakna membayar apa yang selama ini diambil dari alam untuk dikembalikan ke alam.

“Makna secara luas dari upacara Tawur Agung merupakan penyucian alam semesta. Ini dilakukan sebelum seluruh Umat Hindu merayakan Tahun Baru Saka,” jelasnya, seraya menyebut upacara kemarin dipimpin Jaro Mangku Nyoman Susila.

Nah, setelah rangkaian prosesi itu selesai, kemudian berlanjut dengan pawai ogoh-ogoh. “Umat Hindu juga akan melakukan persembahyangan karena bertepatan dengan bulan mati atau kembalinya tilem lamanya purnama, sebelum Magrib,” ungkapnya.

Di sisi lain, pawai ogoh-ogoh yang sebenarnya memadukan unsur seni dan agama, sengaja dilakukan hanya di komplek Pura. Itu karena panitia tidak ingin mengganggu lingkungan jika harus dilakukan hingga ke luar komplek Pura. “Jika diizinkan bupati, kita akan membuat yang lebih besar lagi. Tapi kami tidak mau mengganggu lingkungan,” tuturnya.

Pada prosesi kemarin, tak kurang dari 240 kepala keluarga atau sekitar 1.000 Umat Hindu Cibinong turut serta. Setelah itu, semua umat Hindu bakal melaksanakan Nyepi selama 24 jam, sejak pukul 06.00 WIB hari ini. “Kami melaksanakan Catur Brata Penyepian,” jelasnya.

Ada empat pantangan yang tidak boleh dilakukan dalam Hari Raya Nyepi. Yakni Amati Geni atau berpantang menyalakan api, Amati Karya atau menghentikan aktivitas kerja, Amati Lelanguan yakni berpantang menghibur diri, serta Amati Lelunguan atau berpantangan berpergian. “Maknanya untuk introspeksi diri. Secara nasional, diharapkan dapat berkiprah membangun Cibinong,” tukasnya. (ded/dil/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News