Ribuan Usaha Bakso Terancam Gulung Tikar

Ribuan Usaha Bakso Terancam Gulung Tikar
Ribuan Usaha Bakso Terancam Gulung Tikar
Namun, pemberlakukan pembatasan kuota daging impor menjadi 34 ribu ton per tahun untuk mendukung swasembada daging sapi lokal, usahanya mulai terkatung-katung. Karena, pihaknya tidak mendapatkan suplai daging sapi lokal dari daerah-daerah pemasok dengan alasan pemilik ternak belum membutuhkan uang sehingga tidak mau menjual sapinya. Sedangkan kuota daging impor dibatasi dengan drastis, padahal kebutuhan untuk Jakarta saja mencapai 50-60 ribu ton per tahun.

Pembatasan tersebut akhirnya membuat Tatat terpaksa mengurangi jumlah karyawannya sebanyak 100 orang, hingga sekarang dia hanya mempunyai 50 karyawan. Pengurangan karyawan ini, selain dikarenakan usaha sedang lesu, juga daging sapi yang diolah pun menurun sangat tajam.

Sejak awal tahun 2012, UD Husada Sari Rasa hanya mampu mengolah 400 hingga 500 kilogram (kg) daging sapi yang dapat dihasilkan menjadi 100 hingga 200 ribu butir. Dengan begitu omset penjualan pun turut menurun drastis menjadi Rp80 juta per hari. Begitu pula dengan jam produksinya tidak sampai malam lagi, melainkan pada jam 16.00, produksi bakso sudah selesai.

“Tidak hanya itu, kelangkaan daging mengakibatkan kualitas rasa bakso pun berkurang. Sekarang kita banyakin tetelan daripada dagingnya, begitu pula dengan tepung tapiokanya. Habis mau naikin kualitas, daging tidak ada,” tuturnya.

JAKARTA- Kelangkaan daging sapi di Jakarta, berimbas buruk pada ribuan usaha pengolahan daging bakso di ibu kota. Tak tanggung-tanggung, usaha bakso

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News