Ribuan Wisatawan Ikuti Ritual Mandi Safar Penolak Bala di Desa Air Hitam Laut Jambi
jpnn.com, JAMBI - Tim Ekspedisi Sungai Batanghari dari Kenduri Swarnabhumi Kemendikbudristek bergabung dengan warga Desa Air Hitam Laut untuk ikut merayakan ritual budaya mandi Safar.
Ritual budaya yang dilaksanakan setiap Rabu terakhir bulan Safar tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Namun, ritual tersebut kini menjadi festival budaya dan dihelat setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
“Awalnya, mandi Safar adalah ritual warga setempat yang dilakukan masing-masing individu secara turun temurun,” kata Sekdakab Tanjung Jabung Timur, Sapril.
Setiap tahunnya, acara mandi Safar didatangi ribuan wisatawan.
Lokasi kegiatan budaya tersebut mulai dihelat di pinggir pantai, bukan lagi di rumah masing-masing warga Desa Air Hitam Laut.
“Itu murni ritual budaya saja, bukan ritual agama. Selalu dilaksanakan pada bulan Safar tahun hijriah. Tujuannya untuk menolak bala agar warga Desa Air Hitam Laut itu bisa sejahtera,” ujar Sapril.
Penjelasan yang sama juga disampaikan Ketua Adat Desa Air Hitam Laut sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Wali Petu As'ad Arsyad.
Mandi Safar menjadi ritual tolak bala yang dilaksanakan masyarakat Desa Air Hitam Laut di Jambi yang menarik perhatian ribuan wisatawan
- Disbudpar Kota Cirebon Terapkan Work From Destination, Ini Tujuannya
- Pemuda Ini Peras Wisatawan, Tim Saber Pungli Beraksi, Lihat
- Cara Baru Menikmati Liburan Lebaran dari Kawasan Puncak, Bogor
- Hingga H+2 Lebaran, 85 Ribu Orang Berwisata ke Pantai Anyer
- Objek Wisata di Cianjur Diserbu Belasan Ribu Wisatawan
- Tampang Pelaku Perampokan Terhadap Wisatawan Asal Prancis di Karo