RIM: Freeport Kepentingan Presiden dan Wakil Presiden

jpnn.com - JAKARTA - Belasan warga Papua yang menamakan diri Rakyat Indonesia Menggugat (RIM) menyatakan skandal Freeport jangan hanya dilihat sebegai kepentingan antara menteri dengan menteri ataupun menteri dengan DPR, tapi merupakan kepentingan Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ini disampaikan Ketua Umum RIM Effendi Saman, ketika konferensi pers di lobby gedung Nusantara III DPR, Senin (30/11). Kedatangan rombongan ini sebelumnya sempat membuat repot Pamdal DPR karena begitu masuk gedung, mereka langsung berteriak-teriak dan mengibarkan spanduk meminta Freeport diadili.
"Freeport harus diadili. Ini jangan hanya dilihat sebagai kepentingan menteri dengan menteri, atau menteri dengan DPR, tapi ini kepentingan presiden dan wakil presiden. Kita bisa melihat Ketua DPR (Setya Novanto) mewakil siapa, dan Menteri Sudirman Said memihak siapa," katanya Effendi Saman.
Pernyataan Effendi ini merujuk pada rekaman percakapan Ketua DPR Setya Novanto bersama pengusaha Riza Chalid saat bertemu pimpinan PTFI Maroef Sjamsoedin. Dimana, Novanto diduga mencatut nama presiden dan wapres terkait permintaan saham.
RIM juga mempersoalkan proses di MKD DPR yang tidak melihat substansi masalah dalam skandal "Papa Minta Saham". "Kami kecewa pada MKD yang tidak melihat substansi masalah ini," pungkasnya.(fat/jpnn)
JAKARTA - Belasan warga Papua yang menamakan diri Rakyat Indonesia Menggugat (RIM) menyatakan skandal Freeport jangan hanya dilihat sebegai kepentingan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kepala BNN: 10 Wilayah Ini Rawan Terjadi Penyelundupan Narkoba
- Malik Nuh Jaidi: Harmoni Keluarga yang Menguatkan Langkah Bisnis
- Tuntaskan Kemiskinan, Khofifah Bersama Muslimat NU Terbukti Mampu Mengatasi Persoalan Rakyat
- Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah Capai 80 Persen, Peran TNI-Polri Dinilai Signifikan
- Chaidir Minta Peserta Seleksi PPPK tak Tergoda Rayuan Oknum yang Menjanjikan Kelulusan
- Pemprov Jateng: PLTS Off-Grid Bebas Dipasang Mandiri Tanpa Tergantung PLN