Rio Tinto dan Dua Mantan Bosnya Jadi Tersangka di AS

Rio Tinto dan Dua Mantan Bosnya Jadi Tersangka di AS
Rio Tinto dan Dua Mantan Bosnya Jadi Tersangka di AS

SEC berupaya mendapatkan permanent injunctions (perintah pengadilan untuk melarang atau memerintahkan orang atau badan hukum), pengembalian keuntungan bersama bunganya, hukuman perdata dari semua Terdakwa dan melarang Albanese dan Elliott untuk bekerja di perusahaan publik atau menjadi direktur.

Diduga menyesatkan investor

Setelah Rio Tinto membeli aset batubara di Mozambik dari perusahaan Riversdale pada tahun 2011, SEC menuduh bahwa proyek tersebut langsung mengalami kemunduran.

Tuntutan SEC menyebutkan bahwa Rio dan para eksekutif seniornya segera menyadari kurangnya cadangan batubara serta kualitasnya yang rendah dari yang diperkirakan sebelumnya, dan permohonan untuk mengangkut batubara dengan tongkang ke pelabuhan untuk ekspor ditolak oleh otoritas Mozambik.

Regulator berpendapat bahwa setelah dua kali menurunkan nilai akuisisi Alcan yang menghancurkan Rio, kedua eksekutif tersebut sadar dengan mengungkap kegagalan Mozambik akan menimbulkan pertanyaan mengenai model bisnis perusahaan tersebut.

SEC lebih lanjut menyatakan bahwa Rio Tinto mengumpulkan $US 5,5 miliar dari investor AS - termasuk $US 3 miliar setelah Mei 2012, di saat para eksekutif dari Rio Tinto Coal Mozambique (RTCM) diduga telah menyampaikan kepada Albanese dan Elliott bahwa RTCM diperkirakan bernilai negatif $US 680 juta.

Regulator AS ini berargumen bahwa dugaan kecurangan baru ditemukan pada Januari 2013 ketika seorang eksekutif di grup teknologi dan inovasi Rio menemukan bahwa aset batubara dicatat dalam pembukuan dengan nilai meningkat dan melaporkan hal ini kepada pimpinan perusahaan Jan du Plesis.

SEC mengatakan sebuah tinjauan internal akibat laporan itu menyebabkan nilai aset RTCM akhirnya diturunkan.

Rio Tinto siap hadapi tuduhan

Sementara itu Rio Tinto mengatakan pihaknya akan membela diri dari segala tuduhan tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News