Riset 22 Tahun, Nyaris Mati Sembilan Kali

Riset 22 Tahun, Nyaris Mati Sembilan Kali
PERJUANGAN PANJANG: Iwan Gayo dan buku kebanggaannya yang siap diekspor. Foto: Bayu Putra/JAWA POS
"Sedang dibangun perumahan di sini. Saya pilih paling pojok. Tetangga saya nanti biar di bagian depan," ucap Iwan menyambut kedatangan Jawa Pos sambil menunjuk proyek pembangunan perumahannya yang sudah setengah jadi itu.

Calon tetangga Iwan tersebut nanti harus merogoh kocek Rp 800 juta untuk harga per unit. Harga itu relatif mahal untuk rumah seluas 100 meter persegi dengan dua lantai.

"Tahun lalu ada pengusaha keturunan Arab datang ke sini dan menawar lahan saya. Harga dari saya jauh lebih murah dibanding harga di pasaran. Tetapi, hal itu sangat berarti buat saya karena dengan uang tersebut akhirnya saya bisa cetak buku ensiklopedia Islam ini," ungkap pria kelahiran Takengon, Aceh, 7 November 1951, itu.

Iwan sekarang menempati rumah dua lantai di areal 200 meter persegi. Meski bukan lahan penghabisan karena di seberang sungai masih ada 5.000 meter persegi lahan kosong miliknya, seribu meter di antaranya sudah diwakafkan untuk pembangunan masjid desa.

BERAWAL dari doa di depan Kakbah pada 1989, Iwan Gayo akhirnya berhasil menyelesaikan buku karyanya yang diklaim sebagai salah satu ensiklopedia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News