Risma Kandidat Kuat Presiden UCLG ASPAC

Risma Kandidat Kuat Presiden UCLG ASPAC
Tri Rismaharini di sela acara UCLG Aspac kemarin. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Memadukan pembangunan fisik dan kultur atau kearifan lokal adalah salah satu kunci sukses dalam pengembangan tata kelola kota. Hal itulah yang menjadi poin dalam Kongres Ke-7 UCLG ASPAC (United Cities and Local Governments Asia-Pacific) kemarin (13/9).

Presiden UCLG ASPAC Won Hee-ryong menghadiri seremoni pembukaan acara yang berlangsung di Dyandra Convention itu. Dia juga menyampaikan cara merevitalisasi masalah perkotaan. "Revitalisasi dimulai dari bagaimana warganya mendapat kualitas hidup yang lebih baik, bukan hanya pembangunan infrastruktur," papar gubernur Jeju, Korea Selatan, tersebut.

Won memastikan kualitas hidup masyarakat di Jeju bisa meningkat dengan mengubah pola pikir serta gaya hidup. Dia mencontohkan kebiasaan warga dalam menggunakan energi terbarukan untuk kendaraan. "Lokal adalah global Bagaimana memberdayakan yang lokal untuk menjadikan kota berskala global," jelas Won.

Pernyataan tersebut diamini Wali Kota Tri Rismaharini. Menurut dia, kemajuan Surabaya tidak terlepas dari program berbasis kultur. Misalnya, pelestarian lingkungan lewat program kerja bakti di kampung-kampung. "Kami bisa membuat program yang seefisien mungkin dari kultur itu," terangnya.

Dinilai berdedikasi tinggi, sekretariat UCLG ASPAC memilih Risma sebagai kandidat presiden organisasi yang bermarkas di Jakarta itu. Bahkan, Won menyatakan bahwa Risma menjadi salah satu kandidat terkuat. Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi menuturkan, pemilihan presiden baru berlangsung malam ini (14/9). "Good news, beberapa kota menominasikan Bu Risma sebagai presiden selanjutnya," ujarnya.

Bernadia menambahkan, pemda yang mengikuti acara itu memiliki problem sosial maupun capaian pembangunan masing-masing. "Tujuan kami, perkembangan kota bisa lebih cepat jika kita bisa saling belajar dari kota-kota lain," papar Bernadia.

Pembukaan kongres kemarin dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Duta Besar Uni Eropa di Indonesia Vincent Guerend. Para peserta tidak hanya mengikuti rangkaian sesi diskusi, tetapi juga diajak mengunjungi sejumlah tempat di Surabaya dan sekitarnya. Di antaranya, Masjid Sunan Ampel dan lumpur Sidoarjo. (deb/c6/ayi)


Berita Selanjutnya:
RIsma Lantik 350 Pejabat

Menurut dia, kemajuan Surabaya tidak terlepas dari program berbasis kultur. Misalnya, pelestarian lingkungan lewat program kerja bakti di kampung-kampung


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News