Riza Marlon, 20 Tahun Jadi Fotografer Spesialis Alam Liar Indonesia

Demi Bidik Cenderawasih, Tempuh 24 Jam Perjalanan Nonstop

Riza Marlon, 20 Tahun Jadi Fotografer Spesialis Alam Liar Indonesia
Riza Marlon saat berburu foto di pedalaman Halmahera, Maluku Utara. Foto : Dokumen Pribadi for Jawa Pos

Selama kuliah, Riza banyak mempelajari kehidupan alam liar, khususnya binatang. Sejumlah kelompok hewan, seperti grup primatologi (kera), grup burung, grup ular, dia ikuti.

Dari situlah Riza sadar bahwa keanekaragaman hayati Indonesia begitu tinggi. Sayangnya, kalangan fotografi Indonesia yang menekuni alam liar belum ada saat itu. Posisi itulah yang menjadi alasan untuk selanjutnya dia tekuni. "Buku-buku binatang, film binatang, semua dari luar negeri. Binatang Indonesia yang motret juga orang luar negeri, mengapa tidak ada orang Indonesia" ujar Riza.

Setahap demi setahap hobi Riza untuk hunting foto di alam liar pun mulai terpupuk. Namun, pendidikan di bangku kuliah "menghalangi" tekadnya untuk segera fokus. Sambil terus mendalami jurusan yang dia pilih, Riza memanfaatkan keahlian fotografinya untuk kepentingan komersial. "Saya ikut-ikut bikin foto produk, dan foto wedding (pernikahan, Red). Lumayan, buat tambah uang kuliah dan uang makan," sebutnya.

Riza sempat terlena. Penghasilan di bisnis fotografi komersial ternyata menguntungkan. Pada 1990, ketika seluruh mata kuliah di jurusan biologi sudah habis, Riza memutuskan fokus sepenuhnya di dunia fotografi alam liar. "Saya lepas semua, karena demi mencari objek binatang," sebutnya.

Menjadi fotografer khusus membidik hewan-hewan yang masih tinggal di alam liar bukanlah pekerjaan mudah. Tapi, itu dilakoni Riza Marlon sejak 20

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News