Rizieq Shihab, Sering Dimaki Tetapi Juga Menarik Banyak Simpati

Rizieq Shihab, Sering Dimaki Tetapi Juga Menarik Banyak Simpati
Pangdam Jaya mengaku memerintahkan jajaran Kodam Jaya untuk menurunkan poster Rizieq Shihab di beberapa tempat di Jakarta. (detikcom: Rifkiano Nugroho)

'Makin religius' dan 'krisis otoritas' dalam Islam

Dr Luqman menilai ada setidaknya dua faktor yang bisa dipakai untuk menjelaskan berkembangnya model dakwah yang cenderung "atraktif" untuk massa.

Yang pertama, faktor perubahan sosial di kalangan masyarakat secara umum, yang semakin religius.

"Tapi religius dalam konteks efek dari ketidakjelasan ekonomi atau ketidakjelasan yang lain, sehingga orang cenderung lebih mudah untuk masuk ke dalam model jamaah semacam itu. "

"Ada model hijrah, ada model yang lain-lain, yang di bawahnya sebenarnya adalah cerita tentang kelas menengah yang uncertain [tidak pasti], soal urban poor [warga miskin kota] yang enggak ada jaminan sosial dan kemudian mudah masuk ke kelompok-kelompok semacam ini."

Faktor yang kedua adalah krisis di kalangan Islam itu sendiri dalam hal otoritas.

"Dalam hal otoritas di Islam, ruang-ruang otoritatif untuk bicara agama lebih banyak difasilitasi oleh media dan kemudian diisi oleh orang-orang yang secara umum less religiously educated [kurang teredukasi secara religi]," tambah Dr Luqman.

Akademisi lulusan University of Melbourne ini menjelaskan kondisi ini merupakan tantangan bagi otoritas keagamaan Islam, karena berbeda dengan tradisi di Kristen atau Katolik yang harus memenuhi kualifkasi tertentu sebagai pendakwah, namun tidak demikian dengan Islam.

"Dalam konteks Islam, coba aja lihat di televisi. Konten dari model ngobatin santet sampai motivasi semuanya mengklaim sebagai dakwah Islam."

Kepulangan Muhammad Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) ke Indonesia telah mendapat sorotan, termasuk dari media di luar negeri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News