Rizieq Shihab, Sering Dimaki Tetapi Juga Menarik Banyak Simpati

"Dalam konteks Jakarta, kajian-kajian yang dilakukan oleh Ian Wilson dari Murdoch University menjelaskan bahwa melalui FPI orang bukan kemudian sekedar hanya beragama dan beribadah ... tapi juga punya akses-akses kegiatan ekonomi sehari-hari ..., misalnya soal lapangan kerja di lahan parkir."

FPI adalah aset politik yang membuat sikap pemerintah 'mendua'
Dr Luqman juga melihat kegamangan pemerintah dalam menghadapi Rizieq, bukan hanya soal kepulangan, tapi bahkan sebelum ia pergi ke Saudi.
"Misalnya kita lihat beberapa pemberitaan bahwa orang-orang pemerintah juga datang menemui Rizieq."
"Artinya ada sikap mendua juga di sana, ada sikap hitung-hitungan, kalkulasi politik bahwa orang seperti Rizieq dan FPI meskipun di satu titik tertentu kontraproduktif untuk proyek politik tertentu, tapi dalam kesempatan lain masih berhitung bahwa Rizieq dan FPI masih bisa digunakan untuk proyek politik yang lain."
Sikap mendua ini juga terlihat pekan lalu ketika Kodam Jaya mengerahkan pasukan tempur untuk menurunkan spanduk Rizieq dan saat itu Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman juga mengancam pembubaran FPI.
"Kalau perlu, FPI bubarkan saja! Kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri," ungkap Dudung pada Jumat (20/11).
Tetapi lima hari berselang, Dudung menyebut Rizieq sebagai "orang yang berilmu".
Kepulangan Muhammad Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) ke Indonesia telah mendapat sorotan, termasuk dari media di luar negeri
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka