Rizky Rifallah, Remaja Penderita Diabetes Insipidus dan Kanker Batang Otak

Sehari Minum 14 Liter, Obat Harus Beli ke Singapura

Rizky Rifallah, Remaja Penderita Diabetes Insipidus dan Kanker Batang Otak
Penderita kanker otak, Rizki Rifallah, 15 tahun, saat berada di ruang belajar RS Dharmais Jakarta baru-baru ini. Foto: Agus Wahyudi/Jawa Pos
Dari situ dokter menyatakan bahwa dia sakit sinusitis. ''Tapi, dokter tetap curiga karena aku nggak ada keluhan THT,'' ujarnya.

Kemudian, dia dirujuk ke RS Mitra Keluarga, Jatinegara. Setelah dilakukan MRI, ditemukan cairan dalam otak Rizky. ''Kemudian, oleh dokter saya dinyatakan kena diabetes insipidus. Penyakit yang langka di Indonesia. Katanya, saat ini hanya ada lima pasien,'' kenang Rizky.

Lantaran langka, obatnya amat sulit didapat. Untuk mendapatkan obat itu, Eri Susila Patriadi dan Trisna Purnawati -orang tua Rizky- harus menitip ke tetangga yang pergi ke Singapura. Jika tak mengonsumsi obat itu, Rizky terus-menerus kencing. Alhasil, dia pun acapkali haus dan dehidrasi. Karena itu, sehari dia bisa menghabiskan 14 liter air minum. ''Kalau tidak minum, bisa dehidrasi. Soalnya aku haus terus,'' ujarnya.

Rizky pun pasrah kepada Tuhan. Suatu hari keajaiban terjadi. Rizky mendapat pasokan obat secara gratis dari Yayasan Buddha Suci. Satu bulan dia habis empat botol. Hingga kini, bantuan itu masih mengalir. Obat ''langka'' itu diteteskan pada kedua lubang hidung yang kemudian bekerja pada saraf otak.

Usia Rizky Rifallah baru 15 tahun. Namun, dua penyakit berat telah menderanya, yakni diabetis insipidus dan kanker pada batang otak. Kini dia melalui

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News