Rokok dan Obesitas Picu Kanker Payudara

Rokok dan Obesitas Picu Kanker Payudara
Rokok dan Obesitas Picu Kanker Payudara
Ia tidak menganjurkan untuk hanya menebak-nebak ataupun membaca artikel di internet atau malah bertanya kepada orang yang sebenarnya tidak mengerti. “Jika menemui kejanggalan, segera periksa ke dokter. Nantinya, dari hasil diagnosis akan diketahui tingkat keganasan kankernya apakah masih gejala atau sudah A, B, C, atau D yang terparah. Setelah itu baru menentukan penanganannya segera,” pesannya.

Kanker payudara yang rentan dialami perempuan lebih dari usia 30 tahun ini menyebabkan kematian. Bahkan di Amerika Serikat, kanker payudara yang pastinya hanya dialami para perempuan ini merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru.  “Karena itu aturlah pola hidup sehat dan peduli deteksi dini sangat penting untuk menekan angka kematian perempuan di dunia,” imbau Haris.

Selain Haris, dr Ervintiyanto SpOG yang menjadi pembicara dalam seminar menjelaskan seputar kanker mulut rahim serta pap smear. Selain itu, ada dr Yulius Mandua yang mengulas tentang tumor pada jaringan otak, hipofisis, dan pleksus koroideus, dilengkapi dr Natalia Sp Rad yang memaparkan tentang (Magnetic Resonance Imaging/MRI) otak. (*/nno/tom/ibr/k3)

MERABA payudara dalam arti pemeriksaan kesehatan sangat baik jika rutin dilakukan. Apabila terasa nyeri atau terasa benjolan di sekitar payudara


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News