Romo Budi Purnomo: Budayawan Harus Jadi Pencerah, Bukan Pemecah Belah

Romo Budi Purnomo: Budayawan Harus Jadi Pencerah, Bukan Pemecah Belah
Romo Aluysius Budi Purnomo akrab disapa Romo Budhenk. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Rohaniwan katolik yang dikenal sebagai budayawan interreligius Romo Aloysius Budi Purnomo mengomentari isu intimidasi yang dialami budayawan Butet Kartaredjasa dan Agus Noor.

Kedua orang itu mengaku mendapatkan intimidasi lantaran menggelar pertunjukan seni di Taman Ismail Marzuki, pada 1 Desember 2023 lalu. Keduanya mengeklaim bahwa intimidasi dilakukan oleh oknum polisi, dengan permintaan agar tidak menggelar kegiatan yang mengandung unsur politik.

Romo Budi pun mengimbau masyarakat untuk tak terjebak dalam situasi panas menjelang Pilpres 2024.

"Kalau benar telah terjadi intimidasi, saya turut prihatin dan sedih. Itu tidak boleh terjadi. Namun, dalam suasana semacam ini, provokasi dan disinformasi itu mudah terjadi. Karena itu kita mesti jernih mencerna setiap informasi yang kita terima," ujar dia dalam siaran persnya, Rabu (6/12).

Dia juga memberikan nasihat agar para politisi, akademisi, budayawan, dan cerdik pandai untuk bersikap bijak dan waskita.

"Janganlah gampang diadu-domba oleh kepentingan politik praktis. Budayawan pun tidak boleh memecah belah, namun harus menjadi suluh pencerah peradaban kasih tanpa diskriminasi," ujar dia.

Menurut Romo Budi, marwah budayawan itu tersemat di pundaknya klaim terhadap otoritas peradaban kasih ekologis, pengetahuan, dan kebudayaan yang merangkul bukan memukul; menebarkan kasih bukan selisih.

"Itu amanat berat untuk menjadi berkat bagi masyarakat. Jangan sampai hanya karena urusan dukung mendukung di wilayah politik kekuasaan, marwah dan martabat kebudayawanan dikesampingkan. Eman-eman," ujar dia.

Romo Budi Purnomo mengimbau kepada para budayawan untuk bisa menjadi pencerah, bukan pemecah belah menjelang Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News