Roys Yasbana, Kreator Aplikasi Musik Indie di Android

Gantung Gitar, Perjuangkan Musik Indie di Google Play

Roys Yasbana, Kreator Aplikasi Musik Indie di Android
MURID GOOGLE: Roys Yasbana, pembuat aplikasi Wolvcast yang menyajikan musik indie untuk diunduh secara gratis bagi penyuka genre itu. Foto: Farid S. Maulana/Jawa Pos

Pengalamannya saat bergabung bersama major label di Jakarta membuatnya tahu bahwa musik indie Indonesia lebih bagus ketimbang musik komersial. Sebab, musik major label selalu berpihak ke pasar dalam berkarya.

Roys membuat aplikasi keren itu tanpa latar belakang teknologi informasi (TI). Menempuh pendidikan di Universitas Airlangga jurusan hubungan internasional 2001–2009, bakat programmer-nya terasah dengan belajar secara otodidak lewat internet. ”Google itu guru saya,” ungkap anak bungsu pasangan Iksan dan Rosalina itu.

Ketekunannya dalam mempelajari pemrograman di internet membuatnya menjadi seorang jurnalis TI. Itu dijalaninya setelah gagal meraih mimpi bersama bandnya, Shinkansen. Dari sini kemampuannya untuk membuat website dan aplikasi semakin terasah. Sempat membuat aplikasi berbasis android seperti Kireyna, Bakoel.com, dan kamus HIDJT, Roys akhirnya mewujudkan mimpinya membuat aplikasi yang ditujukan untuk scene musik indie di tanah air.

Awalnya, Roys memang dibantu beberapa orang untuk membuat Wolvcast. Akan tetapi, ketidaksamaan konsep dan ide membuat Roys menyelesaikannya sendirian. ”Saya menganalogikan Wolvcast ini seperti seorang bayi. Butuh kerja keras dan pengorbanan besar untuk menghidupinya,” ungkapnya.

Wolvcast lahir pada 18 Maret lalu. Itu ditandai dengan bisa diunduhnya aplikasi tersebut secara gratis melalui Google Play, nama store di sistem operasi android.

Dibutuhkan dana lumayan banyak untuk melahirkan Wolvcast. Roys tidak kurang merogoh kocek hingga Rp 50 juta. ’’Tapi, saya sudah punya keyakinan ini menguntungkan. Kalau enggak yakin, saya tentu enggak akan bikin,’’ kata pria yang sehari-hari kini bekerja sebagai seorang programmer di sebuah perusahaan TI tersebut.

Menurut dia, pada era media sosial modern ini, bisnis TI sangat menjanjikan dan nyata. Saat ini nyaris semua orang mempunyai gadget yang selalu tersambung ke dunia maya. Hal itulah yang membuat Roys yakin, kelak Wolvcast menjadi salah satu aplikasi yang dapat menghidupinya.

Dia bahkan berangan-angan perusahaan tersebut akan menjadi besar. Maka, Roys pun sudah punya bayangan ketika nanti menjadi bos. ’’Kalau saya jadi bos, saya tidak mau otoriter. Sebab, bisnis TI hanya hidup dengan orang kreatif yang tak bisa ditekan,’’ ceritanya.

Kegagalan kerap membuahkan keberhasilan meski di jalur yang semula tidak diduga. Ungkapan itu setidaknya berlaku bagi Roys Yasbana. Gagal menjadikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News