RPA di Tangerang, Penampung Bayi Hasil Hubungan Gelap TKI

Gillian Berdarah Syria, Najla Bibit Bangladesh

RPA di Tangerang, Penampung Bayi Hasil Hubungan Gelap TKI
LUCU- Anak-anak TKI yang masih lucu-lucu yang ditampung di RPA Tangerang. Foto: Zulham Mubarak/Jawa Pos
Bayi-bayi penghuni RPA tersebut, papar alumnus IAIN Serang itu, punya kisah pilu. "Kisah Gilang paling menyentuh," katanya. Ibu Gilang "sebut saja namanya Lily" semula bekerja sebagai pembantu di peternakan onta di Qatar. Pekerjaan keras dan kerap berhari-hari di padang pasir menggembala ratusan onta membuat Lily tidak betah. Meski tak memegang secuil dokumen, dia nekat melarikan diri dari majikan.

Dalam pelariannya, Lily ditolong seorang pekerja asing asal Syria bernama Aziz. Setelah beberapa lama tinggal bersama, timbullah rasa suka sama suka dan terjadilah hubungan gelap. Namun, malang bagi Lily, dia tertangkap petugas imigrasi dan ditahan hampir 14 bulan di penjara. "Ketika berada di penjara, dia (Lily, Red) baru sadar telah hamil," papar Yudhi.

Gilang lahir di balik jeruji besi tanpa setahu ayah kandungnya. Bayi berkulit putih itu dibawa pulang ke Indonesia dalam usia empat bulan. Aziz juga tak pernah tahu bahwa dia sebetulnya telah menjadi ayah.

Ketika mendarat di Indonesia, Lily tak berani membawa Gilang ke kampung halamannya, Sukabumi. Sebab, dia punya suami dan tiga anak. Gilang nyaris ditelantarkan di bandara sebelum diselamatkan Yudhi dan dibawa ke RPA pada 24 Februari lalu. "Sampai sekarang suami TKI itu juga belum tahu bahwa istrinya punya anak hasil hubungan gelap ini," katanya.

BERANGKAT dari keprihatinan atas nasib tenaga kerja Indonesia (TKI), tahun lalu Yudhi Ramdani memelopori berdirinya Rumah Penitipan Anak (RPA) TKI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News