RSBI Keberatan Stop Iuran Sekolah

RSBI Keberatan Stop Iuran Sekolah
RSBI Keberatan Stop Iuran Sekolah
Sebelum menentukan sumbangan itu, pihak sekolah membahas terlebih dahulu dengan orangtua. Bagi orangtua yang tak mampu tidak perlu menyumbang. Pria yang mengaku baru 7 bulan menjadi kepala SMP 21 ini mengatakan, sumbangan sukarela itu untuk perbaikan infrastruktur yang rusak dan menambah fasilitas mengajar. “Kalau mau berharap bosda dan bosnas jelas kurang,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Harimurti menilai, Permen tersebut masih proses penyesuaian. Sehingga belum seluruh SMP melaksanakan aturan itu. Tapi, jelas dia, mulai bulan depan seluruh SMP dilarang memungut iuran bulanan atau sumbangan bentuk apapun dari orangtua siswa.

Dia mengaku, sudah mengirim aturan baru dari menteri itu ke SD dan SMP se Kota Tepian. Khusus SMP 21 Samarinda, kata dia, tak adanya iuran bulanan berarti ke depan sekolah itu tak melaksanakan program unggulan lokal. Karena selama ini SMP 21 melaksanakan program unggulan berharap iuran bulanan dari siswa. “Saya rasa ini sudah jadi resiko bagi SMP 21, apalagi sekolah itu memang beda dengan lainnya,” ungkap dia.

Menurutnya, SMP 21 adalah satu-satunya SMP di Kota Tepian yang melaksanakan keterampilan khusus. Tak hanya belajar sesuai kurikulum standar nasional, tapi mereka juga melaksanakan full day school (sekolah sehari penuh). (*/rom/far)

SAMARINDA - Sejumlah sekolah unggulan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), di Samarinda juga keberatan dengan keluarnya Peraturan Menteri


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News