RSUD Tarakan Disuntik Dana Rp 10 Miliar

RSUD Tarakan Disuntik Dana Rp 10 Miliar
RSUD Tarakan Disuntik Dana Rp 10 Miliar
PELAYANAN kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, dinilai belum memadai. Hal inilah yang menyebabkan, seringnya pasien yang berobat ditolak dengan alasan penuh. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo yang beberapa waktu lalu meninjau RSUD Tarakan, juga sempat mengeluarkan kritik.

Direktur Utama RSUD Tarakan, Koesmedi Priharto, mengakui kondisi kelas III memang belum maksimal. Untuk itu, ia  berencana meningkatkan kualitas ruang rawat inap kelas III. Peningkatan ruang rawat inap kelas III ini dilakukan agar pasien dapat dirawat diruang yang lebih manusiawi, higienis dan nyaman. Untuk mewujudkan rencana ini, RSUD Tarakan sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp10 miliar pada tahun ini.

Direktur Utama RSUD Tarakan, Koesmedi Priharto, mengatakan pada tahun 2011, pihaknya sudah melakukan perluasan rawat inap menggunakan anggaran dalam APBD 2011. Perluasan itu berupa penambahan tempat tidur daru 277 tempat tidur menjadi 461 tempat tidur. Dari total jumlah tempat tidur tersebut, sebanyak 269 tempat tidur atau 72 persennya diperuntukan untuk ruang perawatan kelas III.

“Selama ini RSUD Tarakan termasuk rumah sakit milik Pemprov DKI yang favorit bagi warga kelas menengah ke bawah. Karena sudah terjadi penambahan ruang rawat inap dan perawatan di kelas III, maka kami juga ingin menambah kualitas ruang inap kelas III agar tidak kalah dengan ruang inap kelas I atau VIP,” kata Koesmedi, Jakarta, Minggu (6/5).

PELAYANAN kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, dinilai belum memadai. Hal inilah yang menyebabkan, seringnya pasien

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News