Rugi Rp 19 Triliun, Pertamina Harus Audit Investigasi

Rugi Rp 19 Triliun, Pertamina Harus Audit Investigasi
Kantor Pertamina. Foto: dokumen jpnn

Belum lagi persoalan kebutuhan PT PLN (Persero) akan LNG untuk pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTG) skala kecil di sekitar pulau-pulau di Sumatera.

“Luhut sangat tangkas menginisiasi kerja sama PLN dengan perusahaan Pavilion Gas Pte Ltd dan Keppel Singmarine Pte, yang terkesan mengesampingkan peran Pertamina dan PT PGN Tbk (Persero),” ujar dia.

Yusri menambahkan, audit juga diperlukan untuk mengetahui berapa sebenarnya harga pokok produksi BBM ron 88 jenis premium yang diproduksi oleh Pertamina.

“Harga premiun keluaran Pertamina lebih mahal dibandingkan BBM RON 89 jenis Revvo yang dikeluarkan PT Vivo Energy Indonesia yang baru saja membuka SPBU di Cilangkap, Jakarta Timur,” katanya.

Seperti diketahui, peresmian SPBU Vivo dilakukan langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada Kamis (26/10).

Semula, Vivo menjual BBM jenis Revvo sebesar Rp 6.100 per liter, jauh lebih murah dibandingkan BBM jenis Premium senilai Rp 6.450 per liter.

“Meskipun akhirnya pada Sabtu (4/11), Vivo Energy menaikkan harga BBM jenis Revvo sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 6.300 per liter. Namun, tetap saja harga jualnya masih jauh lebih murah dari Pertamina,” ujar Yusri.(boy/jpnn)


Luhut dianggap bisa menugaskan Dirut Pertamina Elia Massa Manik untuk menunjuk auditor independen yang sangat kredibel dan bebas dari potensi mudah disuap.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News