Rupanya Begini Pergaulan Para Bandit di Masa Lalu

Rupanya Begini Pergaulan Para Bandit di Masa Lalu
Jas Mat Depok. Foto: Dok.JPNN.com.

Dia suka pakai topi capyo alias laken--sejenis topi koboi. Jas hitam, celana pangsi. Ikat pinggang kulit warna coklat besar yang ada dompetnya. Khas setelan jawara tempo doeloe. Golok selalu ada di pinggang.

Delapan jari tangannya kecuali jempol, penuh cincin berbatu besar. Sebelum bicara,  biasanya dia mendehem. Hanya mendehem orang sudah ketakutan. Ehmnya menggelegar. 

Terkenal jago minum. Berkrat-krat tidak akan mabok. Karena pandai bergaul dan membawa diri, orang-orang senang membelikannya minuman. Pun demikian adakalanya dia minta jatah sama orang. 

Meski sering minum, badannya tidak gendut. Mat Depok punya postur semampai. Dan paling suka rokok Minak Djinggo.

Sebagai mantan pimpinan laskar rakyat, dia penyayang kepada rakyat. Tapi, kalau sudah marah, meski pejabat dia tak peduli. Suatu hari dia marah kepada Pak Camat. Dihardiknya, "camat kutu kupret…!”

Hingga kini, orang-orang tua yang semasa muda tinggal di Depok umumnya tahu sumpah serapah khas Mat Depok. "Busyeeettt…dasar bangsat kutu kupret!", "Uler receng centong kaleng!", "Gue kepret lo…!"

Kawan Pak Menteri

Usai perang kemerdekaan Indonesia, Mat Depok tak seperti kebanyakan kawannya yang jadi pejabat, politisi pun pengusaha.  Dia memilih kembali ke masyarakat. Membangun dan menjaga kampung halaman di Tanah Baru, Depok. 

MAT DEPOK berkawan dekat dengan jawara-jawara yang berkecimpung di kancah revolusi kemerdekaan Indonesia. Termasuk Bang Pi'i, raja copet Pasar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News