Rusia Bombardir Kiev Saat Sekjen PBB ke Ukraina, Bahkan Luncurkan Peluru Kendali
"Ada serangan di Kiev, saya terkejut, bukan karena saya sedang berada di sini, tetapi karena Kiev adalah kota suci bagi masyarakat Ukraina maupun Rusia," ujar Guterres kepada stasiun penyiaran Portugal, RTP, ketika ditanya soal ledakan tersebut.
Belum ada komentar dari Rusia soal rentetan ledakan itu, yang disebut Zelenskyy merupakan bukti jangan sampai kehilangan kewaspadaan. Jangan menganggap bahwa perang sudah berakhir.
Pembicaraan Guterres dengan Zelenskyy dipusatkan antara lain pada upaya mengevakuasi para petempur dan warga sipil Ukraina yang berlindung di sebuah pabrik baja di Mariupol, kota yang terkepung.
Kota di Ukraina timur itu menjadi target utama penyerbuan Rusia di kawasan Donbas.
Presiden Rusia Vladimir Putin, secara prinsip menyetujui keterlibatan PBB dan Palang Merah dalam proses evakuasi pabrik baja.
Persetujuan itu mengemuka dalam pembicaraan terpisah yang dilakukan Guterres dengan Putin pada Selasa (26/4) di Moskow.
Para pejabat Ukraina telah menyatakan kekhawatiran Rusia bermaksud menangkap orang-orang yang masih terjebak di pabrik tersebut, tetapi dugaan itu ditepis oleh Moskow.
Rusia pada awal April menarik pasukannya dari dekat Kiev setelah gagal menguasai kota tersebut.
Rusia membombardir Kiev saat Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa ke Ukraina, bahkan meluncurkan peluru kendali.
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah tak Dapat Diterima
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia
- Drone Khandaq