Rusia Dituding Menghilangkan Bukti Serangan Kimia di Syria

Rusia Dituding Menghilangkan Bukti Serangan Kimia di Syria
Ilustrasi. Foto: Reuters

Kementerian Luar Negeri Prancis mengungkapkan kekhawatiran yang sama. OPCW menuding Rusia sengaja menghilangkan semua bukti.

Itu diperkuat pengakuan tim pencari fakta yang ditawari Damaskus untuk mewawancarai 22 orang yang mereka klaim sebagai saksi mata serangan kimia.

Tapi, Wilson dan timnya tidak mau begitu saja menerima tawaran tersebut. Apalagi, sejak kabar tentang serangan kimia tersebut tersebar, Rusia dan Syria terus-terusan membantahnya.

Rusia menegaskan bahwa serangan kimia pada 7 April yang merenggut sedikitnya 48 nyawa itu tidak pernah terjadi. Moskow menuding Washington dan sekutu Barat-nya hanya membual.

Mereka lantas menyebut aksi militer AS bersama Inggris dan Prancis pada 14 April lalu sebagai tujuan bualan tersebut. Rusia juga mengaku telah menerjunkan tim ke Douma dan tidak mendapati bukti serangan kimia.

Namun, sukarelawan PBB dan oposisi Syria ikut bersaksi tentang serangan kimia yang membuat sedikitnya 500 orang sesak napas tersebut.

Sejak serangan kimia pertama pada 2013, PBB melatih para sukarelawan Syria agar bisa memberikan pertolongan pertama kepada korban serangan kimia. Mereka juga dilatih untuk mendeteksi ciri-ciri korban keracunan zat kimia, khususnya dalam bentuk gas. (hep/c6/dos)


Rusia dituding telah menghilangkan semua bukti serangan kimia pasukan Bashar Al Assad di Douma, Syria.


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News