Rusia Tuduh Aktor Asing Memperburuk Situasi di Sudan

Rusia Tuduh Aktor Asing Memperburuk Situasi di Sudan
Arsip - Bendera nasional Sudan dipasang pada senapan mesin tentara Paramilitary Rapid Support Forces (RSF) saat mereka menunggu kedatangan Letnan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, wakil kepala dewan militer dan kepala RSF, sebelum pertemuan di desa Aprag 60 km dari Khartoum, Sudan, 22 Juni 2019. (ANTARA/Reuters/Umit Bektas/as)

Situasi di Sudan memanas menyusul perbedaan pendapat antara Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Mohammed Hamdan Dagalo. Keduanya merupakan pasangan kepala dan wakil kepala Pemerintahan Transisi Sudan.

Akar permasalahan antara kedua pihak tidak lain berkaitan dengan garis waktu dan metode dalam pembentukan angkatan bersenjata tunggal di Sudan, juga terkait siapa yang akan menjadi panglimanya -- antara seorang pejabat militer seperti yang diusulkan al-Burhan, atau seorang presiden sipil seperti yang ditekankan oleh Dagalo.

Pada 15 April, bentrokan antara kedua belah pihak pecah di dekat sebuah pangkalan militer di Merowe dan ibu kota Khartoum, dan berlanjut pada Selasa (25/4) terlepas dari sedang berlangsungnya masa gencatan senjata.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Sudan, sebanyak 600 jiwa telah melayang selama konflik berlangsung.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sebanyak 450 orang tewas, dan lebih dari 4.000 orang lainnya terluka akibat konflik tersebut. (dil/jpnn)

Wakil Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Anna Yevstigneyeva mengatakan bahwa ada banyak aktor asing yang ikut campur di Sudan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News