Rusuh, Suporter Persita Tewas

Rusuh, Suporter Persita Tewas
Kerusuhan Suporter Persita Tangerang dengan pendukung PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10/17). FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

Kebanyakan dari mereka mengalami luka robek dan patah tulang karena terjebak dalam kerumunan massa yang panik.

Ketua Umum Laskar Banteng Viola, Anto Setyarosa menuntut adanya pertanggungjawaban dari mereka yang terlibat dalam kericuhan tersebut atas kematian Banu.

Sebab, bagi dia, saling menyalahkan tidak bisa menyelesaikan masalah. "Intinya, duka kami adalah duka suporter sepak bola bola tanah air," ungkapnya.

Dia pun berharap, Banu harus menjadi korban terakhir perjalanan sepak bola tanah air. Sebab, semua kekerasan yang terjadi hanya menghasilkan duka dan kesedihan.

"Dan, duka ini bisa saja dialami oleh siapapun. Baik aparat keamanan, organisasi masyarakat atau bahkan suporter sepak bola sekalipun," lanjutnya.

Meninggalnya Banu tersebut membuat jumlah suporter yang meninggal akibat mendukung tim kebanggannya selama tahun ini sudah berjumlah tiga orang.

Selain Banu, ada juga Ricko Andrean, anggota The Viking suporter Persib Bandung yang tewas karena berusaha melindungi The Jakmania dari amukan suporter di Bandung, Juli lalu.

Selain itu, ada juga Catur Yuliantono yang meninggal setelah matanya terkena ledakan petasan di atas tribun penonton saat mendukung Timnas melawan Fiji di Stadion Patriot Bekasi pada awal September lalu. (ben)


Banu, suporter Persita, kehilangan nyawanya setelah mengalami pendarahan hebat di bagian kepala akibat benturan benda keras.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News