Saat Kerumunan Massa Habib Rizieq jadi Perkara, Pemerintah Umumkan Pembelajaran Tatap Muka

Saat Kerumunan Massa Habib Rizieq jadi Perkara, Pemerintah Umumkan Pembelajaran Tatap Muka
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Satriwan Salim. Foto dokumentasi pribadi for JPNN

"Akan terjadi hal mengerikan ketika sekolah ramai-ramai dibuka. Saya enggak bisa membayangkan betapa mengerikannya kondisinya nanti. Klaster sekolah kemungkinan besar terjadi karena rata-rata sekolah tidak siap," terangnya. 

Dia menggambarkan bagaimana guru-guru tidak bisa mengawasi anak-anak sekeluar dari pagar sekolah.

Mereka main ke mana, naik angkutan umum, jalan ke mana bersama teman-teman.

Ini berpotensi besar menyebarkan COVID-19. Apalagi guru tidak ada kekuasaan mengawasi di luar pagar sekolah.

Di sekolah pun kegiatan belajar akan tidak efektif. Sebab kata Satriwan, semua kegiatan ekstrakurikuler masih dilarang, kegiatan olah raga dilarang, kantin tempat anak-anak kumpul juga dilarang buka di masa transisi ini.

Selain itu anak-anak harus standby di kelas. Artinya pembelajarn dan interaksi anak sangat dibatasi dan tak akan efektif. 

"Buat apa ke sekolah jika kegiatan kesiswaan dan interaksi antar siswa sangat dibatasi? Apalagi sekolah tak siap dengan sarana penunjang protokol kesehatan," bebernya. (esy/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!

Pengamat pendidikan Satriwan Salim mengaitkan masalah kerumunan massa Habib Rizieq dengan rencana pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News