Saat Kerumunan Massa Habib Rizieq jadi Perkara, Pemerintah Umumkan Pembelajaran Tatap Muka
"Akan terjadi hal mengerikan ketika sekolah ramai-ramai dibuka. Saya enggak bisa membayangkan betapa mengerikannya kondisinya nanti. Klaster sekolah kemungkinan besar terjadi karena rata-rata sekolah tidak siap," terangnya.
Dia menggambarkan bagaimana guru-guru tidak bisa mengawasi anak-anak sekeluar dari pagar sekolah.
Mereka main ke mana, naik angkutan umum, jalan ke mana bersama teman-teman.
Ini berpotensi besar menyebarkan COVID-19. Apalagi guru tidak ada kekuasaan mengawasi di luar pagar sekolah.
Di sekolah pun kegiatan belajar akan tidak efektif. Sebab kata Satriwan, semua kegiatan ekstrakurikuler masih dilarang, kegiatan olah raga dilarang, kantin tempat anak-anak kumpul juga dilarang buka di masa transisi ini.
Selain itu anak-anak harus standby di kelas. Artinya pembelajarn dan interaksi anak sangat dibatasi dan tak akan efektif.
"Buat apa ke sekolah jika kegiatan kesiswaan dan interaksi antar siswa sangat dibatasi? Apalagi sekolah tak siap dengan sarana penunjang protokol kesehatan," bebernya. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Pengamat pendidikan Satriwan Salim mengaitkan masalah kerumunan massa Habib Rizieq dengan rencana pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Inilah 23 Amicus Curiae yang Dipertimbangkan MK, Ada dari Habib Rizieq, Megawati, dan Reza Indragiri
- Habib Rizieq Siap Lindungi Aksi Mahasiswa dari Gangguan Preman
- Dukung Hak Angket, Habib Rizieq: Kecurangan Pemilu Harus Diselesaikan di DPR
- Di TPS Habib Rizieq, Prabowo-Gibran Unggul Telak
- Organisasi Guru Menilai Gagasan Pendidikan 3 Capres Hanya Gimik
- 5 Berita Terpopuler: Poin Penting BKN soal Kelulusan PPPK 2023, Honorer Pasti Kaget, Kacau Balau!