'Saat Ketabrak, Saya Hanya Bisa Mengucap Allahu Akbar'

'Saat Ketabrak, Saya Hanya Bisa Mengucap Allahu Akbar'
foto : dok jpnn

JAKARTA - Endang Supriyadi, penjaga pintu perlintasan Angke menjadi saksi tabrakan maut antara Kereta Api Commuter Line dengan Metromini B 7760 FD yang terjadi kemarin pagi, Minggu (6/12). Dia melihat setiap detik dari insiden maut yang merenggut nyawa 18 orang itu.

Menurut Endang, ketika itu palang perlintasan sebenarnya sudah diturunkan lantaran ada kereta yang akan lewat. Namun tiba-tiba Metromini jurusan Jembatan Lima-Kalideres berusaha menerobos palang yang hanya menutup 3/4 bagian jalan tersebut.

Endang sempat meneriaki sopir bus kota warna jingga itu agar tidak nekat menerobos, namun diabaikan. Metromini pun akhirnya terperangkap di tengah-tengah perlintasan tepat saat Commuter Line Jakarta-Bandung melintas. 

“Bukan saya aja yang teriak, tukang ojek dan warga pun teriak jangan melintas ada kereta, sopir tetap saja melaju,” kata Endang saat ditemui di lokasi, Minggu (6/12).

Endang melihat jelas kondisi para korban pascatabrakan itu. Dia pun sempat mendengar jeritan para penumpang metromini yang meminta tolong dan mengucap takbir.  “Saat ketabrak, saya hanya bisa mengucap Allahu Akbar,” ujarnya. 

Hal yang sama juga dikatakan Akhlani, 45. Lelaki yang setiap harinya berjualan gorengan yang tak jauh dari pos perlintasan melihat metromini tersebut memang menerobos meski perlintasan sudah tertutup.  

Bahkan, kata dia, ia bersama warga pengendara lainnya juga sempat berteriak agar jangan menerobos karena ada kereta. ”Yang kasihan itu yang lima penumpang terakhir, mereka sempat beli gorengan ke saya sebelum naik metromini,” jelasnya. (gum/ibl/mia/dil)

 


JAKARTA - Endang Supriyadi, penjaga pintu perlintasan Angke menjadi saksi tabrakan maut antara Kereta Api Commuter Line dengan Metromini B 7760 FD


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News