Dua Tahun Bebas Bencana Asap 

Saat Sindiran Malaysia Jadi Pujian untuk Indonesia

Saat Sindiran Malaysia Jadi Pujian untuk Indonesia
Presiden Joko Widodo saat meninjau sisa bekas Karhutla tahun 2015. Dua tahun setelahnya, Indonesia berhasil bebas bencana asap. Foto for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hampir setiap tahun selama hampir dua dekade, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia membuat gerah negara tetangga. Dampak Karhutla yang membakar mayoritas lahan gambut, terutama di pulau Kalimantan dan Sumatera, menjadi penghasil asap yang melintasi batas negara.

Tidak hanya pemerintahnya saja yang mengeluarkan keluh kesah, netizen kedua negara juga ikut-ikutan meluahkan kekesalan di lini massa media sosial. Selain berbagai meme sindiran, mereka juga ramai-ramai membuat tagar #terimakasihindonesia.

''Jerebu ini terjadi setiap tahun. Dikirim dari Indonesia. Kami tak bisa lagi bernafas karena mereka bakar hutan #Terimakasihindonesia,'' begitu tulis salah satu akun warga malaysia @mahmodfauzi dengan tagar sindirannya.

Setelah dua tahun berlalu, kini Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, secara terang-terangan 'meralat' sindiran warganya dengan ucapan terimakasih serius, yang disampaikan langsung pada Presiden Joko Widodo.

Ucapan terimakasih itu disampaikan Najib Razak, saat melakukan pertemuan dengan Jokowi di Kuching, Malaysia, Rabu (22/11). Ia mengatakan bahwa udara Malaysia, sudah bebas asap selama dua tahun terakhir.

''Saya ucapkan terimakasih kepada kerajaan (pemerintah-red) Republik Indonesia. Sudah dua tahun Malaysia tidak alami masalah jerebu (asap-red). Terimakasih atas perhatian serius Indonesia,'' katanya dihadapan Jokowi dan para pejabat kedua negara yang hadir.

Pasca karhutla 2015, Pemerintahan Presiden Joko Widodo memang telah membuat perubahan besar. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dipimpin Menteri Siti Nurbaya, dikeluarkan berbagai langkah-langkah nyata penanganan Karhutla dari hulu hingga ke hilir.

''Saya tidak ingin ada asap lagi dan kebakaran terus berulang. Karena kerugian yang ditanggung akibat bencana ini sangat besar sekali,'' tegas Presiden Jokowi dalam arahannya sekitar dua tahun lalu.

Dampak Karhutla yang membakar mayoritas lahan gambut, terutama di pulau Kalimantan dan Sumatera, menjadi penghasil asap yang melintasi batas negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News