Saatnya Menabuh Gong Strategi 'Great'

Saatnya Menabuh Gong Strategi 'Great'
Booth Kementerian Pariwisata Thailand di ajang Internationale Tourism Bourse (ITB) di Messe, Berlin, Jerman. Foto: Don Kardono/Indopos/JPNN

Di ITB Berlin, Menpar Arief juga melihat berbagai ragam kreasi dari 186 negara peserta dalam mempromosikan wisatanya. Dari desain booth, lighting, makanan khas, aksen kultural di interior, model arsitektural, gambar, multimedia, sampai kostum pakaian adat istiadatnya. Thailand salah satu negara ASEAN yang cukup menonjol di Hal 26C di Messe, Berlin. Hampir separoh hal, dikuasai total oleh Thailand. Meter squere-nya, sekitar tiga kali Paviliun Phinisi Nusantara milik Indonesia.

Thailand, suka tidak suka harus diakui, mereka sangat serius menggarap sector pariwisata. Situasi politik dalam negeri yang sempat meruntuhkan reputasi Thailand, dengan cepat recovery. Menteri Pariwisata Thailand, Kobkarn Wattanavrangkul menyebut strateginya dengan dynamic entrepreneurial spirit untuk membangun kembali kepercayaan di dunia turisme.

“Januari 2015, jumlah turis asing yang masuk ke Thailand tembus angka 2,65 juta orang. Itu menghasilkan revenue sekitar 120 Miliar Baht atau 3,24 Miliar UERO. Dari tahun ke tahun naik 12,7 sampai 15,9 persen. Tahun ini kami proyeksikan jumlah total kedatangan mencapai 28 juta orang dengan revenue 1,35 Triliun Baht, atau 36,5 Juta Euro,” kata Kobkarn.

Selama ini, Thailand yang berkampanye dengan sesanti “2015 Discover Thainess” sukses menyumbangkan 20 persen GDP atau gross domestic product. Pariwisata benar-benar sudah menjadi pengungkit dan penggerak ekonomi negeri. Industri pariwisata sudah berkembang menjadi spirit untuk meraup devisa. Indonesia masih di angka 9 persen, dan Malaysia lebih besar 16 persen.

IPK International-World Travel Monitor 2013 juga melansir, Thailand adalah salah satu pemain pariwisata yang sudah popular di Eropa. Objek kompetitifnya adalah, pantai, pasir, dan panas (matahari). Atau biasa disebut sea, send, sunny. IPK menyebut, ada 130 juta wisatawan yang terbang ke Asia setiap tahun. Rata-rata pengeluaran uang per trip, 1.400 Euro, dengan rata-rata tinggal 8 malam.

Lalu di mana negara saja yang memikat mereka untuk dikunjungi? Nomor wahid adalah China, termasuk di dalamnya Hongkong dan Macao, 27 persen dari 130 juta wisatawan itu. Peringkat kedua adalah Thailand! Dengan 14 persen. Baru Singapore 8 persen, Malaysia-Korea-Jepang 7 persen. Sekitar 80 persen mereka berkunjung ke Asia itu untuk wisata, sisanya 20 persen adalah perjalanan bisnis. Dari 500.000 responden IPK International, yang diperoleh dari berbagai negara, 36 persen menjawab untuk liburan, 20 persen untuk perjalanan di kota-kota, 19 persen untuk sun and beach holiday.

Dari data itu bisa dibaca, bahwa suka tidak suka, Thailand adalah negara favourit kedua untuk dikunjungi wisatawan Eropa setelah China. Maka, masuk akal dan terjawab, pertanyaan mengapa Thailand dan Malaysia habis-habisan menguras stok kreativitasnya di bursa pasat tour and travel terbesar di dunia, ITB Berlin ini.

Lalu di manakah posisi Indonesia? Yang dikenal sejak zaman nenek moyang sebagai negeri yang tata titi tentren, gemah ripah loh jinawi, subur makmur karta raharja. Negeri zamrud khatulistiwa. Bangsa pelaut yang wilayah kekuasaannya jauh di barat sampai Madagaskar, ke utara sampai ke Siam?

Dari arena ekshibisi Internationale Tourism Bourse (ITB) di Messe Berlin, Jerman gong strategi menjual Wonderful Indonesia sudah ditabuh. Resonansi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News