Sahroni: Restorative Justice Tidak Pantas untuk Penganiaya David Ozora
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni sependapat dengan Kejaksaan Agung yang menutup peluang penerapan restorative justice di kasus penganiayaan Cristalino David Ozora (17) oleh Mario Dandy Satriyo (MDS) dkk.
Sebelumnya, opsi itu ditawarkan Kepala Kejati DKI Jakarta Reda Mathovani untuk AG (15), tetapi ditolak pihak keluarga korban.
"Sepakat dengan pernyataan Kejagung yang menutup peluang untuk diterapkannya restorative justice kepada Mario dkk," ucap Sahroni memberi dukungan kepada Kejagung, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/3).
Sahroni menilai tindakan Mario Dandy dkk terhadap David sangat berbahaya dan keterlaluan. Terlebih, perbuatannya juga telah mengundang amarah publik yang begitu besar.
"Jadi, opsi restorative justice memang tidak tepat jika diberlakukan untuk Mario,” ujar Sahroni.
Legislator Fraksi Partai Nasdem itu juga menyebut mekanisme penawaran restorative justice memang telah diatur di dalam hukum Indonesia. Namun, dia menegaskan penerapannya harus berdasarkan kesediaan kedua belah pihak.
Selain itu, pelaksanaan opsi itu juga tidak boleh ada paksaan, serta mendapat rekomendasi dari sisi penegak hukum yang memutuskannya secara bijak, serta dengan pertimbangan matang.
"Tidak boleh ada pemaksaan dalam prosesnya, karena restorative justice ini di satu sisi sangat baik, tetapi terkadang sangat riskan dalam penerapannya,” ujar Sahroni.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyatakan restorative justice tidak pantas untuk penganiaya David Ozora, Mario Dandy dkk.
- Bakal Ada AKD Baru di DPR RI, Namanya Badan Aspirasi Rakyat
- Kepala Desa di Purbalingga Dianiaya Seorang Pria, Pelaku Ternyata
- Sunan Kalijaga Polisikan Ketum Parpol Terkait Penganiayaan terhadap Wanita
- DPR Sentil Kemenkes soal Penyusunan PP Nomor 28 dan RPMK, Diminta Tak Bersikap Egois
- Pimpinan DPR Tempati Rumdin di Widya Chandra, Dasco: Saya Saat Ini Tinggal di Rumah Sendiri
- Indikator: Kejagung Kembali jadi Lembaga Hukum Paling Dipercaya Publik