Saipul Jamil

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Saipul Jamil
Saipul Jamil meninggalkan Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (2/9). Foto: Firda Junita/JPNN.com

jpnn.com - Maunya memboikot Saipul Jamil, tetapi malah memberi publikasi gratis. Keluar dari penjara, Saipul malah menjadi lebih populer beberapa hari terakhir ini.

Gegara ada 400 ribu orang yang menandatangani petisi untuk memboikotnya muncul di televisi, Saipul Jamal malah viral di mana-mana.

Saipul yang pernah terlibat kasus pedofilia--pelecehan seksual terhadap anak-anak--tidak mendapatkan sebutan sebagai ‘’penyintas pelecehan seksual’’, sebagaimana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusulkan penyebutan ‘’penyintas koruptor’’ kepada mantan narapidana kasus korupsi.

Saipul dicegah muncul di televisi karena dianggap akan membawa pengaruh buruk kepada pemirsa.

Kemunculan Saipul dikhawatirkan akan memberi pendidikan buruk kepada pemira televisi, terutama yang masih kanak-kanak, karena dianggap melakukan glorifikasi terhadap pelaku kejahatan seksual.

Ini adalah peningkatan standar moral yang patut diapresiasi. Para pelaku kejahatan harus diboikot dari media massa nasional. Banyaknya penandatangan petisi yang memboikot Saipul bisa menjadi indikasi bahwa masyarakat sadar mengenai pengaruh buruk yang ditimbulkan televisi terhadap khalayak.

Karena itu, mantan narapidana seperti Saipul harus diboikot dari televisi.

Sebagai bagian dari media massa, televisi diharapkan memainkan peran idealis untuk memberikan informasi, memberikan edukasi, melakukan kontrol sosial, selain memberikan hiburan kepada khalayaknya.

Ada pengalungan bunga, ada sambutan, ada seremonial, ada sejumlah fan yang menyambut Saipul Jamil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News