Sakral, Penghubung dengan Roh Para Leluhur, Ramai Jelang Pemilu

Sakral, Penghubung dengan Roh Para Leluhur, Ramai Jelang Pemilu
Prosesi sakral adat Kesultanan Tidore yang dilaksanakan di rumah adat sowohi di Gurabunga. Foto: Fakhrudin Abdullah/Malut Post/JPNN.com

”Dan petunjuk Sowohi ke Sultan Tidore saat itu dapat dijalankan sehingga konflik tersebut tidak berkepanjangan,” terang Abdullah.

Besarnya peranan sowohi membuat mereka disebut pemerintahan gelap dalam struktur Kesultanan Tidore. Sedangkan Sultan dan perangkat adat di bawahnya adalah pemerintahan terang.

Sebutan ini tak lepas dari peran mereka yang bekerja di balik layar Kesultanan, menghubungkan dunia manusia dengan dunia gaib.

”Pemerintahan yang kami pegang ini berwujud pada pemerintahan yang ada di kesultanan. Ada Kapita (Panglima) Laut, Darat, Udara dan masing-masing memiliki prajurit. Nah kita marga Mahifa adalah penjaga perbatasan,” papar Abdullah.

Menurut Abdullah, kedudukan sowohi di Kelurahan Gurabunga berhubungan dengan sesuatu yang gaib, sedangkan wujudnya ada di Kesultanan Tidore.

”Jauh sebelum negara ini merdeka, di Tidore sudah ada negara yang dipimpin oleh orang gaib, dan wujudnya ada di Kesultanan Tidore yang menjalankan pemerintahan saat itu,” ujarnya.

Di dalam rumah adat, suasana sakral memang amat terasa. Sepanjang wawancara, Abdullah beberapa kali meminta Malut Post mematikan rekaman suara untuk sementara. Menurutnya, ada beberapa hal yang diyakini akan menyinggung roh leluhur bila dipublikasikan.

Para sowohi juga sering dimintai bantuan mendoakan kesembuhan orang yang sakit. Doa tersebut juga dilakukan di rumah adat. ”Iya, bahkan jika orang sakit pun bisa kita minta petunjuk di sini melalui upacara adat,” katanya Abdullah.

Kampung adat Gurabunga, di lereng Gunung Kie Matubu, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Selain keindahannya, Gurabunga dikenal sebagai kampung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News