Saleh Daulay: Kegelisahan Orang Tua Terkait Pendidikan Anaknya Makin Tinggi

Saleh Daulay: Kegelisahan Orang Tua Terkait Pendidikan Anaknya Makin Tinggi
Saleh Partaonan Daulay. Foto: Ricardo

“Saya belum mendengar program belajar mengajar yang disusun oleh Menteri Nadiem Makarim di masa pandemi ini. Begitu juga dengan fasilitas pembelajaran jarak jauh, tidak disediakan sama sekali. Tidak heran jika banyak anak yang tidak bisa belajar karena ketiadaan fasilitas dan tidak bisa mengakses pelajaran online," ucap Saleh, Selasa (28/7).

Bila membaca dari kebijakan yang ada, katanya, Kemendikbud hanya membuat aturan saja. Misalnya, sekolah hanya boleh buka di zona hijau.

Kalau belajar fisik harus mengikuti protokol kesehatan. Di luar itu, pembelajaran dilakukan dari rumah. 

“Nah, kalau belajar dari rumah, bagaimana metodenya? Apa sistem yang dipakai untuk menghubungkan guru dan siswa? Apakah hanya menonton video, atau live? Semua itu kelihatannya didasarkan atas prakarsa sekolah secara mandiri. Setiap sekolah berbeda antara satu dengan yang lain. Dan ini telah berlangsung kurang lebih lima bulan," tutur Saleh.

Walaupun ada kegiatan PJJ yang diatur sekolah, tetapi Kemendikbud tidak memberikan fasilitas apa pun.

Terkesan mereka menganggap bahwa semua siswa dan orang tuanya memiliki akses untuk belajar online.

"Tidak pernah juga kedengaran kalau Kemendikbud memikirkan agar paket data internet tidak memberatkan ekonomi keluarga siswa. Atau paling tidak, seperti di negara tetangga, paket data tersebut disubsidi," sambung legislator asal Sumatera Utara ini.

Hal ini sangat disesalkan, karena anggaran Kemendikbud itu besar. Menurut UU, 20 persen dari total APBN adalah untuk pendidikan.

Saleh Daulay menyebut para orang tua makin gelisah, apalagi kasus Covid-19 terus bertambah hingga mencapai 100 ribu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News