Samarinda Gagal Perjuangkan Amplang ke UNESCO

Samarinda Gagal Perjuangkan Amplang ke UNESCO
Samarinda Gagal Perjuangkan Amplang ke UNESCO
SAMARINDA-  Masyarakat Kota Samarinda boleh saja bangga dengan amplang sebagai makanan khasnya, tetapi tampaknya harus berpikir dua kali, karena hingga saat ini makanan ringan itu belum dipatenkan, sehingga bisa saja itu dicaplok daerah atau negara lain, seperti yang sudah sering terjadi.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindag) dan UKM Kaltim Yadi Sabianoor, panganan khas yang ekspornya sudah sampai ke luar negeri tersebut, hanya memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selebihnya masih dalam proses dari salah satu badan PBB, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

"Saat ini yang sudah paten kita miliki sebagai khas hanya motif-motif dayak Kaltim. Lainnya termasuk panganan amplang belum. Padahal kita tahu, amplang selama ini adalah khas yang sangat kita banggakan kan," kata Yadi. Pihaknya bukan tak melakukan apa-apa untuk mempatenkannya, sudah beberapa kali Disperindagkop Kaltim bersama Disperindag Kabupaten dan Kota mengajukannya ke UNESCO agar dipatenkan, namun hingga saat ini belum ada jawaban pasti.

"Sebenarnya sudah lama diajukan. Tapi sampai saat ini tidak ada jawabannya. Padahal semua persyaratan secara administrasi dan lain-lainnya kami pikir sudah memenuhi syarat, tapi tidak tahu kenapa belum ada pematenan resmi akan produk panganan khas Samarinda kita itu," tandasnya. Tetapi menurutnya, warga jangan berkecil hati dan lantas ada kekhawatiran ada pihak lain yang akan mencaplok khas Samarinda, sebab sertifikasi halal bisa menjadi jaminan untuk tidak diganggu-gugat oleh pihak-pihak lain.

SAMARINDA-  Masyarakat Kota Samarinda boleh saja bangga dengan amplang sebagai makanan khasnya, tetapi tampaknya harus berpikir dua kali, karena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News