Sambil Berbaring, Si Oma Saksikan Butet Berlaga, Horee! Langsung Menangis

Sambil Berbaring, Si Oma Saksikan Butet Berlaga, Horee! Langsung Menangis
Tangis bahagia dari Syane Ingkiriwang (85) saat menyaksikan cucunya, Yana (panggilan Liliyana Natsir), mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Foto: Paul Bawole/Manado Post/JPNN.com

jpnn.com - SEBELUM laga final ganda campuran di ajang Olimpiade dimulai, wartawan Manado Post (Jawa Pos Group) bertandang ke rumah keluarga Liliyana Natsir di kawasan 14 Februari Teling, Manado, Sulut. 

Sayangnya, saat ditemui, Olly Maramis, ibu kandung Liliyana Natsir masih enggan berkomentar banyak. Bahkan awalnya tak ingin menerima kedatangan wartawan.

“Maaf, kami sedang tak ingin menerima wartawan. Kami ingin fokus dulu dengan pertandingan nanti. Kalau pertandingan sudah selesai, apapun hasilnya, saya siap melayani wartawan,” ujar Olly. 

Memang tampak gurat ketegangan di wajah Olly saat ditemui. Diapun meminta topangan doa untuk putrinya. 

“Kami hanya belajar dari pengalaman. Mohon pengertian. Sekarang kami keluarga hanya berdoa,” kata Olly menutup percakapan, sambil dengan sopan menutup pintu rumahnya.

Yang cukup membuka ruang untuk wartawan adalah paman Liliyana, Hontje Maramis. Dia memaklumi sikap tertutup ibu Liliyana. 

“Beliau trauma saat Olimpiade 2008. Kami keluarga sudah menggelar noreng, tapi saat itu kalah,” kata Hontje. Sembari menunggu pertandingan dimulai, Hontje banyak bercerita tentang Butet, panggilan Liliyana, saat masih kecil. Termasuk cita-citanya. 

“Liliyana hanya sampai kelas enam SD. Dia sudah berangkat Jakarta,” sebut pria 46 tahun ini, ketika ditemui di kediamannya yang berdekatan dengan rumah Liliyana.

SEBELUM laga final ganda campuran di ajang Olimpiade dimulai, wartawan Manado Post (Jawa Pos Group) bertandang ke rumah keluarga Liliyana Natsir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News