Samsung Deklarasikan Perang Lawan Media Korsel

Samsung Deklarasikan Perang Lawan Media Korsel
Samsung Deklarasikan Perang Lawan Media Korsel

jpnn.com - SEOUL - Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung membuat langkah kontroversial. Perusahaan yang berdiri sejak 1938 itu mendeklarasikan perang terhadap salah satu media di Korea Selatan.

Media yang dimusuhi Samsung itu adalah ETNews. Penyebabnya, ETNews menerbitkan salah satu artikel tentang kelemahan dalam lensa kamera Galaxy S5 buatan Samsung. ETNews bahkan memprediksi produksi handset terbaru itu sekitar tujuh juta unit saja karena cacat pabrik.

Menurut ETNews, ada sejumlah hambatan produksi massal Galaxy S5 dan kemungkinan bakal memaksa Samsung menunda peluncuran secara global smarpthone terbaru itu. Terang saja berita di ETNews itu membuat Samsung berang.

Laman asiaone, Jumat (11/4) yang mengutup Korean Herald mewartakan, Samsung meminta hak koreksi atas berita ETNews. Namun, ETNews menolaknya sehingga Samsung menempuh jalur hukum dan menggugat ganti rugi USD 421 ribu atau sekitar Rp 4,63 miliar (USD = Rp 11.000,-).

"Ganti rugi itu hanya masalah kedua dan Samsung tidak akan mencari-cari melebihi hal itu," ujar Kim Jun-shik, wakil presiden eksekutif dari tim komunikasi  Samsung Electronics kepada wartawan setempat.

Dijelaskannya, mengacu pada artikel ETNews, telah muncul kabar bohong lainnya bahwa Samsung telah membakar 1,3 juta ponsel Galaxy S5 karena cacat produksi. "Ada beberapa media yang bertindak seperti penjahat, dan mereka menolak untuk mendengarkan klarifikasi kita," geramnya.

Samsung juga dikabarkan bakal melaporkan beberapa subkontraktornya karena dianggap telah menyampaikan informasi yang menyesatkan. Padahal, dalam industri teknologi sudah menjadi hal wajar ketika wartawan mengandalkan vendor sebagai sumber berita karena sulit untuk berbicara langsung dengan perusahaan bersangkutan.

Situasi antara Samsung dan ETNews telah melahirkan kekacauan interpretasi maupun spekulasi. Beberapa media menyebut Samsung khawatir penjualan Galaxy S5 bakal lebih rendah dari target.

SEOUL - Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung membuat langkah kontroversial. Perusahaan yang berdiri sejak 1938 itu mendeklarasikan perang terhadap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News