Sandiwara Sastra Kemendikbud Bertabur Bintang Ternama
Sandiwara audio yang masing-masing berdurasi 30 menit ini juga akan disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menjelaskan, melalui sandiwara sastra, Kemendikbud memiliki misi untuk memantik minat masyarakat dalam mengenali lebih dalam budaya dan karakter manusia Indonesia.
“Kemendikbud juga ingin membangkitkan minat untuk menulis agar tercipta karya-karya sastra baru yang berkualitas. Bahkan, gerakan untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap sastra Indonesia di kalangan anak muda,” imbuh Hilmar.
Hilmar juga menyampaikan alasan Kemendikbud mengalih wahanakan karya sastra ke dalam format audio siniar dan siar.
“Sandiwara Sastra adalah langkah untuk mendekatkan khazanah sastra kepada publik. Di masa lalu, sandiwara audio yang disiarkan lewat radio sangat populer. Ketika muncul media audio-visual dan kemudian media sosial, bentuk ini mulai memudar popularitasnya. Namun belakangan, dalam beberapa tahun terakhir, ada kebangkitan media audio seperti podcast,” tutur Hilmar.
Sandiwara Sastra merupakan kolaborasi produksi antara Kemendikbud, Yayasan Titimangsa, dan KawanKawan Media. Alih wahana karya sastra ini diproduseri oleh aktris film dan teater Happy Salma dan produser film Yulia Evina Bhara. Disutradarai oleh sutradara teater, aktor film, dan pendiri Teater Garasi Gunawan Maryanto, (esy/jpnn)
Sandiwara Sastra Kemendikbud melibatkan puluhan aktor dan aktris ternama di tanah air.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Menteri Nadiem Dinilai Paham Amanat UU ASN, Angkat Honorer Menjadi PPPK
- Inikah Menteri Pendidikan Baru jika Anies-Muhaimin Menang Pilpres?
- Banyak Sarjana Menganggur, Cak Imin Pertanyakan Skenario Mendikbud
- Anies Pernah Bikin Fasilitas Day Care Terbaik di Kemendikbud dan Balai Kota Jakarta
- Dirut BPJS Ketenagakerjaan Dukung Jaminan Sosial Masuk Kurikulum Merdeka
- Cerita Happy Salma dan Sahabat saat Ciptakan ArtWear Pertemuan Purnama