Saran Iwan Panggung Indonesia Kepada Warga Indramayu Jelang Pilkada

Saran Iwan Panggung Indonesia Kepada Warga Indramayu Jelang Pilkada
CEO dan Founder Panggung Indonesia Ichwanudin Siregar bersama Bambang Soesatyo saat menjabat Ketua DPR RI tahun 2019. Foto: Dok. PI

jpnn.com, JAKARTA - Dalam setiap pemilihan, baik Pilpres maupun Pilkada hanya mengusung dua tema besar. Yakni, lanjutkan atau perubahan. Lanjutkan jika pemimpin sebelumnya berhasil, namun perubahan wajib dilakukan jika tidak ada perbaikan dari pemimpin-pemimpin sebelumnya

Panggung Indonesia, sebuah lembaga independen menyebutkan, Pilkada serentak 2020 yang akan diikuti oleh 270 wilayah harus dijadikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk memilih pemimpinnya yang bisa memajukan daerahnya.

“Untuk Kabupaten Indramayu yang termasuk wilayah dalam hajatan Pilkada serentak pada Desember 2020 mendatang, masyarakat Indramayu harus memilih pemimpin yang membawa perubahan ke arah lebih baik,” kata CEO dan Founder Panggung Indonesia Ichwanudin Siregar, Jumat (18/9/2020).

Pria yang akrab disapa Iwan ini menegaskan perubahan harus dipilih warga Indramayu karena melihat data dan fakta di wilayah tersebut masih terendah dibandingkan kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Sebagai salah satu indikatornya, menurut Iwan, tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu masih terendah. Sampai-sampai, masalah IPM Indramayu ini mendapatkan perhatian khusus Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan memberikan bantuan keuangan terbesar Pemprov Jawa Barat untuk Indramayu ketimbang 26 kabupaten/kota lainnya yang ada di Jawa Barat pada tahun 2019.

“Artinya warga Indramayu harus teliti dan benar-benar memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan Indramayu ke arah yang lebih signifikan. Jangan kembali memilih pemimpin dari masa lalu,”tandasnya.

Iwan menambahkan rendahnya IPM Indramayu di bisa dilihat dari tiga bidang, yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat.

“PI mencatat angka IPM Kabupaten Indramayu dari BPS sejak tahun 2010 hingga 2019. Bahkan 2015 adalah terendah di Wilayah Ciayumajakuning (Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) yang hanya 64,36. Sedangkan tahun 2019 cuma 66.26,” ungkapnya.

Iwan melihat potensi ekonomi, pariwisata, dan migas (minyak dan gas) yang ada di Indramayu berbanding terbalik dengan kesejahteraan masyarakat setempat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News