Sastia Pramana Putri, si Cantik Ilmuwan Dispora, Dosen Tetap di Osaka University

Sastia Pramana Putri, si Cantik Ilmuwan Dispora, Dosen Tetap di Osaka University
Sastia Pramana Putri. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - Sastia Pramana Putri, perempuan berusia 37 tahun, merupakan ilmuwan diaspora yang bekerja di perguruan tinggi ternama di Jepang, Osaka University. Sosoknya bisa dibilang langka. Apalagi di Jepang sangat jarang menemukan ilmuwan perempuan.

Mesya M - Jakarta

Menurut Sastia, di Jepang hanya 15 persen perempuan yang berkarir dan 10 persennya memiliki keahlian spesifik. Berbeda dengan di Indonesia, 30 persen perempuan berkarir di segala bidang ilmu.

Bagi dosen luar biasa di Institut Teknologi Bandung (ITB,) ini, menjadi tantangan sendiri saat berkarir di Jepang. Dia harus menunjukkan kemampuannya lebih dua kali lipat dari laki-laki. Jika tidak, perempuan tidak dianggap.

"Di Jepang itu, laki-lakinya yang sangat menonjol. Sedangkan perempuannya sangat jarang berkarir. Mereka pilih di rumah karena enggak mau belajar bahasa lain selain Jepang. Makanya saya mencari celah bagaimana bisa masuk di area yang tidak bisa dilakukan orang Jepang. Dan akhirnya saya bisa menjembatani hubungan internasional Indonesia-Jepang, maupun Jepang dengan negara lain," beber Sastia yang ditemui JPNN.com dalam kegiatan Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) yang berlangsung dari 18 Agustus hingga 24 Agustus 2019, di Jakarta.

Kepiawaian berkomunikasi perempuan bergelar doktor di bidang bioteknologi ini membuatnya digelari "Dubes" ITB.

Sejatinya, menjadi ilmuwan bukan cita-cita Sastia. Lulus dari Fakultas Biologi ITB pada Juli 2004, perempuan kelahiran Jakarta itu pergi ke Osaka di Bulan September tahun yang sama. Ke Jepang itu hanya kebetulan karena awalnya begitu lulus dia ingin kerja di bank.

Namun, saat mengerjakan tugas akhirnya sebagai mahasiswa, ada pengumuman dari Unesco PBB tentang program fellowship setahun. Program kerja sama dengan Jepang non-degree (tanpa ijazah) untuk riset bioteknologi.

Sastia Pramana Putri merupakan ilmuwan diaspora yang kini menjadi dosen permanen di Osaka University.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News