Sastra dan Sejarah Menggugah Ingatan Kolektif Bangsa

Sastra dan Sejarah Menggugah Ingatan Kolektif Bangsa
Para narasumebr pada saat sasarehan daring atau Sadaring seri ke-5 yang digelar organisasi penulis Satupena bertema 'Sejarah Dalam Sastra' di Jakarta, Minggu (10/10). Foto: Tangkapan layar

Amurwani mengungkapkan hasil diskusi dengan rekan sejarawan Dr. Asvi Warman Adam mengantarkan riset untuk tesisnya tentang perempuan anggota Gerwani yang ditahan, akhirnya membuka jalan dan melancarkan risetnya untuk menulis tesis, meski untuk menjelajah dan menemukan mereka, awalnya sangat sulit.

“Saya mencari Sekjen Gerwani bernama Bu Darminah. Alamatnya saya sudah pegang yaitu di Gang Rela, Manggarai, Jakarta Selatan. Tiga hari mondar mandir di titik alamat itu, saya baru ketemu orang tua berambut putih berusia 70-an tahun. Dia tak mengaku, hanya bertanya balik, untuk apa mencari Darminah? Akhirnya setelah kembali ke organisasi Pakorba di Pasar Minggu, saya diyakinkan bahwa wanita beramput putih itu adalah Darminah. Akhirnya kita ketemu di Kantor Pakorba,” ungkap Amurwani.

Secuil cerita itu menggambarkan betapa para mantan anggota dan pengurus Gerwani menutup rapat identitas dengan mengganti nama. Bu Darminah hanya dikenal sebagai Mbah Jamu di Manggarai, yang lain berubah identitas.

Semua itu demi menyelamatkan diri dan bisa beradaptasi dengan masyarakat. Kenapa? Orde Baru membuat mereka sangat takut, karena stigma buruk masih dilekatkan pada mereka.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Cerita sejarah yang diangkat dalam bentuk karya sastra akan menggugah ingatan masyarakat akan suatu peristiwa yang tak tertulis dalam teks sejarah.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News