Satgas Covid-19 Nilai Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Harus Saling Melengkapi

Satgas Covid-19 Nilai Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Harus Saling Melengkapi
Wiku Adisasmito. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Dalam hal efektivitas ini terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor pertama adalah penerima vaksin seperti usia, komorbid, riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan.

Faktor kedua, adalah karakteristik dari vaksin tersebut. Seperti jenis vaksin, active atau inactivated, komposisi vaksin dan cara penyuntikannya. Dan faktor ketiga, adalah kecocokan strain pada vaksin, dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat.

Untuk mengetahui aspek efektivitas vaksin, maka perlu adanya data surveilans, untuk melihat perkembangan kasus serta memantau dampaknya.

"Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya, dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu," kata Wiku.

Sedangkan terkait efisiensi vaksin, dapat dilihat dari nilai pembelanjaan vaksin. Vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan yang lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut.

Di samping vaksin, terdapat berbagai pertimbangan lain yang sedang dilakukan pemerintah untuk memastikan tujuan utama yaitu mengakhiri pandemi Covid-19. Wiku menyebut ada beberapa faktor yang sama pentingnya dengan vaksin.

Dia mengilustrasikan menggunakan analogi Swiss Cheese Model. Yaitu seperti lapisan-lapisan keju yang berlubang, yang mana antara satu lubang dan lainnya saling menutupi lubang pada lapisan keju yang ada didepan atau di belakangnya.

"Perlu kita ingat bahwa satu upaya pengendalian Covid-19 saja, tidak akan efektif jika tidak disertai upaya lainnya yang menutup kekurangan masing-masing dan saling melengkapi," jelasnya.

Masyarakat penting mendapatkan vaksinasi untuk tercipta herd immunity di masa pandemi, sekaligus melindungi publik secara umum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News