Satgas Sebut Penggunaan Posko Masih Rendah di Daerah

Satgas Sebut Penggunaan Posko Masih Rendah di Daerah
Prof Wiku Adisasmito. Foto: dok covid19goid

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 melihat pembentukan pos komando (posko) masih rendah di daerah.

Satgas telah mengevaluasi pembentukan posko, kenaikan kasus, dan keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed of ratio (BOR) pada 15 kabupaten/kota dengan kenaikan kasus tertinggi minggu ini.

Hasil evaluasi, terdapat sebelas dari 15 kabupaten/kota dengan pembentukan posko masih rendah, yaitu di bawah 50 persen. Sementara empat lainnya, pembentukan posko sudah di atas 60 persen.

"Hal ini menjadi pembelajaran bersama. Masih sedikitnya pembentukan posko pada sebelas kabupaten/kota, menunjukkan absennya penanganan efektif hingga tingkat terkecil, yaitu desa/kelurahan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito di Graha BNPB, Selasa (15/6).

Sedangkan dari empat kabupaten/kota yang membentuk posko cukup banyak, berkisar di antara 60-80 persen posko terbentuk. Namun, banyaknya jumlah posko ini ternyata juga diikuti kasus yang tinggi.

Contohnya di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami kenaikan kasus hingga 2.803 persen, keterisian BOR 93,65 persen, dan posko terbentuk 70 persen atau terbentuk di 180 kelurahan dari total 257 kelurahan yang ada.

"Hal ini menegaskan bahwa meskipun posko sudah terbentuk, tetapi fungsi-fungsi posko tidak dijalankan dengan baik, maka tidak akan membantu memperbaiki penanganan di wilayah tersebut," kata Wiku.

Menurut dia, posko harusnya menjadi wadah koordinasi seluruh perangkat desa/kelurahan yang memiliki peran penting. Salah satunya dalam menunjang pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dan meningkatkan kualitas penanganan Covid-19 sehingga kasus dapat ditekan seminimal mungkin.

Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan pentingnya peran pos komando (posko) dalam penanganan Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News