Satoria Group Perluas Bisnis Farmasi
jpnn.com, JAKARTA - Masih tingginya kebutuhan terhadap produk-produk farmasi mendorong Satoria Group berekspansi mengembangkan bisnis di bidang tersebut.
Untuk mendukung pengembangan usaha, perusahaan juga berencana melakukan initial public offering (IPO) tahun depan.
CEO dan Founder Satoria Group Alim Satria menyatakan, saat ini sekitar 95 persen pemenuhan kebutuhan bahan baku farmasi berasal dari impor.
”Indonesia kalah oleh Filipina. Industri farmasi di sana jauh lebih unggul,” kata Alim, Jumat (2/2).
Dia menambahkan, sejalan dengan program pemerintah yang mewajibkan seluruh masyarakat terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan pada 2019, permintaan terhadap produk-produk farmasi ikut membesar.
Saat ini, melalui anak perusahaan PT Satoria Aneka Industri, telah diproduksi cairan infus dasar dengan kapasitas 50 juta botol per tahun.
Kebutuhan pada 2018 diperkirakan 210 juta botol per tahun.
Kebutuhan diproyeksikan terus meningkat pada 2019 yang mencapai 250 juta botol per tahun.
Masih tingginya kebutuhan terhadap produk-produk farmasi mendorong Satoria Group berekspansi mengembangkan bisnis di bidang tersebut.
- Aurogen Pharma Indonesia Akuisisi 17 Merek, Pasar Farmasi Lokal Makin Kompetitif
- Indonesia Bisa Capai Kedaulatan Kesehatan dalam 10 Tahun ke Depan, Tetapi Ada Syaratnya
- Indonesia Siap Jadi Produsen Obat Bahan Alam Berbasis Isolat Terkemuka Dunia
- Dukung Penciptaan SDM Unggul, SwipeRx Kerja Sama dengan 4 PTN
- Dokter, Nakes dan Pekerja Farmasi Gelar Konsolidasi Pemenangan Ganjar-Mahfud di TKRPP
- UTA 45 Jakarta Kukuhkan Profesor Farmasi Klinis, Diana Laila jadi Guru Besar Termuda