Satu Pilot

Oleh Dahlan Iskan

Satu Pilot
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Peristiwa itu terjadi ketika umurnya 29 tahun. Di Cleveland, Ohio. Saat itu transplant paru baru dua tahun dicoba.

Tom memenuhi syarat untuk ditransplantasi. Ia sudah terancam meninggal segera. Ia menderita penyakit turunan: cystic fibrosis --lendir di paru yang mestinya cair menjadi lengket.

Organ lainnya baik. Tom sehat kembali. Ia pun kawin dengan Kim. Lalu mengambil dua anak angkat: laki dan perempuan --kini berumur 22 dan 20 tahun.

Sepuluh tahun kemudian Tom harus transplant lagi. Kali ini lebih mudah: transplant ginjal. Mungkin akibat efek samping obat yang harus diminum rutin pasca-transplant. Agar paru yang baru itu tidak ditolak oleh badan Tom. Efek samping obat itu memang tidak baik untuk ginjal, diabetes dan darah tinggi.

Mungkin yang terakhir itu pula yang membuat saya terkena tekanan darah tinggi. Sampai terjadi aorta dissection --pembuluh darah utama saya pecah sepanjang 50 cm. Itu terjadi di Madinah, Arab Saudi, tepat 10 tahun setelah transplant hati.

Itulah pandangan positif saya –daripada mengaku darah tinggi itu akibat sesuatu yang sia-sia itu.

Saya pun ikut optimistis pilot di Vietnam itu akan masuk golongan yang sukses. Bisa berumur panjang.

Ia muda. Ia pilot --yang biasanya disiplin. Ia bukan wartawan --yang biasa urakan. Ia tidak merokok. Apalagi di Vietnam banyak gadis cantik nan jelita --seperti digambarkan dalam teater Miss Saigon.(***)

Saya dulu --tahun 2006-- juga sudah diberi tahu: maksimal bisa hidup 5 tahun lagi. Berarti akan meninggal umur 60 tahun.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News