Satukan Tekad Antisipasi El Nino, Penyuluh Siap jadi Garda Terdepan Menjaga Ketahanan Pangan

Satukan Tekad Antisipasi El Nino, Penyuluh Siap jadi Garda Terdepan Menjaga Ketahanan Pangan
Kongres ke-VII Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Hotel Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat, Minggu (11/6). Foto: Kementan

"Untuk para penyuluh, ayo persiapkan diri menghadapi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global dan bersinergi untuk menjalankan program antisipasi elnino dan krisis pangan global dari Kementan," kata Kabadan saat membuka Kongres Perhiptani mewakili Mentan.

Dedi mengingatkan tujuan pembangunan pertanian adalah meyediakan pangan bagi 270 juta rakyat Indonesia dan meningkatkan ekspor.

"Tujuan itu dapat diraih dengan peningkatan produksi, efisiensi juga harus ditingkatkan. Tingkatkan juga konsumsi pangan dan buah lokal," katanya.

Dia melanjutkan faktor yang dapat meningkatkan produksi dan menurunkan biaya produksi dan efisiensi antara lain penerapan teknologi pertanian, perundang undangan, dan yang paling utama adalah meningkatkan kapasitas SDM.

"Dengan kata lain, faktor kunci adalah SDM, yaitu petani dan penyuluh. Sejarah sudah membuktikan kita pernah swasembada 1984. Pertanyaannya apakah penyuluh dan petani mampu mengulang prestasi tersebut?" ujar dia.

Menurutnya, tantangan pertanian sekarang adalah dampak pasca pandemi, perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.

Namun, dengan efisiensi biaya produksi, peningkatan produksi akan tercapai dan juga akan dapat meningkatkan ekspor.

"Cara-cara biasa harus ditinggalkan. Jadilah penyuluh yang luar biasa penuh terobosan, yang mampu melakukan tugas sebagai inovator, penuh ide dalam mengatasi kendala yang dihadapi di lapangan seperti kelangkaan pupuk diatasi membuat pupuk organik bersama petani, membuat pestisida nabati," katanya.

Peran penyuluh sangat penting, terutama untuk memastikan pangan selalu tersedia meski ada ancaman El Nino dan krisis pangan global.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News