Saudi Diguncang Tiga Peristiwa Besar, Israel Tersenyum

Saudi Diguncang Tiga Peristiwa Besar, Israel Tersenyum
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman. Foto: BBC

”Mereka yang sinis menyebut kebijakan tersebut sebagai permainan politik. Padahal, tidak demikian. Putra mahkota hanya ingin mengirimkan pesan yang tegas kepada para elite politik bahwa masa bersenang-senang sudah berakhir,” kata Ali Shihabi, direktur eksekutif Arabia Foundation yang berbasis di Washington. Menurut dia, kebijakan Muhammad bin Salman itu menggaungkan hal yang baik bagi Riyadh.

Selain Alwaleed, petugas menangkap Pangeran Mitaib bin Abdullah yang menjabat kepala pasukan elite, Garda Nasional Saudi. Sama dengan Alwaleed, Mitaib yang merupakan putra kesayangan almarhum Raja Abdullah itu diyakini mengorupsi uang negara.

Tampaknya, Muhammad bin Salman tidak mau dominasinya di pemerintahan berkurang jika harus berbagi popularitas dengan Alwaleed dan Mitaib.

Ketika media ramai melaporkan razia antikorupsi kontroversial Muhammad bin Salman, tersiar kabar duka dari perbatasan Saudi dan Yaman.

Helikopter militer yang mengangkut Pangeran Mansour bin Muqrin dan tujuh pejabat lokal Asir Region celaka. Mansour yang merupakan gubernur Asir pun meninggal dunia.

Kematian tokoh 43 tahun itu makin memperjelas rumor tentang ambisi Muhammad bin Salman yang tak mau dominasinya dalam pemerintahan dan kerajaan terganggu.

Mansour adalah putra Pangeran Muqrin bin Abdulaziz yang gelar putra mahkotanya dicopot Raja Salman. Pada 29 April 2015 status ayah Mansour sebagai putra mahkota digantikan Pangeran Muhammad bin Nayef.

Namun, keputusan Raja Salman kembali berubah pada pertengahan tahun ini. Dia mencopot gelar putra mahkota Muhammad bin Nayef untuk kemudian diberikan kepada buah hatinya, Muhammad bin Salman.

Tiga peristiwa besar yang terjadi di Arab Saudi pekan lalu diduga kuat bukan kebetulan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News