Sawit Masih Moncer, tetapi Nasib Ekspor Kelapa Aduh, Lesu

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Harian Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) Rudy Handiwidjaja menilai semua pihak harus waspada mencermati krisis ekonomi global.
Pasalnya, sebagian negara tujuan ekspor Indonesia untuk kelapa dan produk turunannya sudah mengurangi permintaan.
BPS merilis data angka ekspor Indonesia Mei 2022 menurun 21, 29 persen dibanding April 2022. Salah satu yang terkena imbasnya adalah kelapa dan produk turunannya (santan, minyak goreng, minuman air kelapa, kelapa parut, dan sebagainya).
Data Badan Karantina Kementerian Pertanian Indonesia (Maret 2022) menyebut negara tujuan ekspor kelapa dan produk turunannya seperti Amerika, Tiongkok, Korea Selatan, India, Thailand dan Malaysia mengurangi impor karena sedang krisis ekonomi.
"Kondisi ekonomi negara mereka yang dilanda krisis ekonomi dan lesunya pasar. Ini berdampak pada industri kelapa Indonesia,” ujar Rudy di Jakarta, Selasa (27/6).
Selain itu, seusai lebaran permintaan produk turunan kelapa di pasar domestik Indonesia pun belum pulih.
"Sekarang dihadapkan pada kondisi global yang juga menurun sehingga nilai ekspor juga berkurang, yang khususnya terjadi sebagai akibat dari penurunan volume komoditas yang diekspor," ujarnya.
Menurut Rudy, karena kondisi itu perusahaan mau tak mau menurunkan jumlah hasil produksi.
Sebagian negara tujuan ekspor Indonesia untuk kelapa dan produk turunannya sudah mengurangi permintaan.
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Suplemen Ternak Pangkalan Bun Tembus Pasar Belanda, Bea Cukai Sampaikan Komitmen Ini
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah