'Saya Masih Hidup': Pilot Susi Air Minta Indonesia Tidak 'Lepas Bom' di Papua

“Para pihak silakan memilih negara, memilih tempat, memilih orang, atau memilih lembaga.”
“Misalnya kita minta Xanana Gusmao, atau kita minta Ramos Horta, misalnya, orang-orang yang pernah mendapat nobel perdamaian, atau meminta lembaga internasional.”
Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, juga meminta pembebasan Philip dilakukan lewat perundingan, "bukan melalui opsi militer."
Penggunaan kata “bom" dalam video tersebut juga dianggap Frits sebagai upaya memberi pesan kepada masyarakat internasional jika mereka dalam kondisi bahaya, selain untuk menarik simpati.
“Jika ini dibiarkan terus, maka tidak mustahil akan ada intervensi dengan mekanisme Dewan HAM PBB … dengan pengiriman pengamat khusus [yang] tidak perlu persetujuan negara [Indonesia].”
Pekan lalu, konflik bersenjata di Papua meningkat setelah kelompok seperatis yang disebut Pemerintah Indonesia sebagai "Kelompok Teroris Separatis Papua" tersebut menyerang Tim Gabungan Satgas Yonif R 321/GT dan Kopassus di Kabupaten Nduga.
Sebelumnya, juru bicara Kodam Papua Kolonel Herman Taryaman mengkonfirmasi hanya satu prajuritnya yang tewas, sementara pihaknya masih menyelidiki nasib sembilan prajurit yang ditahan oleh kelompok bersenjata.
"Belum diketahui secara pasti berapa banyak tentara Indonesia yang tewas dan terluka," kata Kolonel Herman.
Dalam video terbaru, Phillip Mehrtens, pilot Selandia Baru yang disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), meminta agar Indonesia tidak melakukan serangan
- Robert Kardinal Sebut Masyarakat Papua Kecewa dengan Pelaksanaan Pemekaran
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dukungan PT Advance Medicare Corpora Wujudkan Pelayanan Medis THT di Sorong
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya