Saya Sudah Kehilangan Segalanya, Keperawanan, Anak dan Martabat

Saya Sudah Kehilangan Segalanya, Keperawanan, Anak dan Martabat
Ilustrasi. Foto: dok JPNN

Tindakan persetubuhan itu terjadi di kebun karet belakang rumah.

Korban menuturkan, sebelum melakukan perbuatannya pelaku mengancam dengan berkata dirinya adalah tuan tanah dan meminta untuk tidak membocorkan perbuatannya.

Jika sampai ada yang mengetahui, maka orang tua dan keluarga besar korban akan dihabisi.

Korban mengatakan, karena takut ia tidak berani menolak hingga persetubuhan itu terjadi. Hingga perbuatan itu dilakukan si pelaku lebih dari lima kali.

“Saat hamil, saya masih diminta pelaku untuk melayaninya. Perbuatan itu tiga kali dilakukan pelaku,” ungkap korban.

Bahkan, ketika hadir di acara ulang tahun adik korban, pelaku yang sebelumnya sudah tidak bisa dihubungi, pada pertemuan itu datang meminta dirinya untuk melayaninya lagi.

"Saat itu pelaku minta agar anak dalam kandungan saya digugurkan. Bahkan ia datang ke rumah membawakan obat dengan minuman soda, memaksa saya meminumnya. Saya dipaksa minum obat dan air soda selama satu bulan. Bahkan saya hampir kelebihan dosis karena menelan lima pil obat dicampur air soda. Bahkan saya disuruh makan nanas bakar dicamour kapur sirih, tetapi upaya pelaku tetap tidak membuahkan hasil,” kata korban.

Dia melanjutkan, pada 29 September, pelaku memintanya untuk meninggalkan tempatnya.

Setelah kehilangan keperawanan dan juga anaknya, perempuan ini masih harus menanggung penghinaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News