SBY Dinilai Mendramatisir Reshuffle Kabinet
Senin, 17 Oktober 2011 – 00:18 WIB
"Oleh SBY, permintaan tersebut 'diselewengkan' dengan cara melibatkan elit partai politik dan menggemukan kabinet dengan cara menambah jabatan wakil menteri yang ujungnya-ujungnya harus dibiayai rakyat," imbuh Bugiakso.
Baca Juga:
Selain itu dia juga menegaskan bahwa sosok SBY terbukti bukanlah seorang pemimpin tapi lebih cocok sebagai "Pandito" yang selalu memperlihatkan wajah prihatin tapi tidak bertindak untuk suatu perubahan.
"Kalau pemimpin itu jelas harus tegas, cekatan dan tidak pandang bulu. Sementara 'Pandito' harus bersikap prihatin, serius tapi tidak jelas apa yang harus dilakukan hingga perlu mengajak elit koalisinya," kata Bugiakso.
Tapi ingat, 'Pandito' menurut Bugiakso, adalah seorang tokoh dalam pewayangan yang mau menerima orang siapa saja dan dari manapun latarbelakangnya. Meskipun orang tersebut dari orang bersalah sekalipun. "Orang-orang yang dirasa dan dinilai bermasalah itulah yang kini mayoritas mengelilingi Presiden SBY," tukasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC), Bugiakso menilai reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II yang kini ada di tangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- IdulAdha 2024, SIG Menyalurkan 331 Hewan Kurban di 23 Provinsi
- Personel Satgas MTF KONGA XXVIII-O/UNIFIL Menggemakan Takbir di Laut Mediterania
- Penyidik KPK Dinilai Ugal-ugalan Merampas Ponsel dan Barang Sekjen PDIP
- Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Selama Libur Iduladha 1445 H
- Peduli Ojol, Relawan Mas Gibran Berbagi Sembako hingga Cukur Gratis
- Setuju dengan Argumen Oegroseno, Ray Rangkuti Sebut KPK Telah Melecehkan Saksi Sekjen PDIP