SBY Sempat Sebut Kampanye Akbar Prabowo Tidak Lazim

SBY Sempat Sebut Kampanye Akbar Prabowo Tidak Lazim
Kampanye akbar pasangan Prabowo - Sandi di SUGBK Jakarta, Minggu (7/4). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa.  Saya sangat yakin, paling tidak berharap,  tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo.

Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai “pro Pancasila” dan “pro Kilafah”.

Kalau dalam kampanye ini dibangun polarisasi seperti itu, saya justeru khawatir jika bangsa kita nantinya benar-benar terbelah dalam dua kubu yang akan berhadapan dan bermusuhan selamanya.

Kita harus belajar dari pengalaman sejarah di seluruh dunia, betapa banyak bangsa dan negara yang mengalami nasib tragis (retak, pecah dan bubar) selamanya.

The tragedy of devided nation. Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik. Seperti yang kita lakukan dulu pada pilpres tahun 2004, 2009 dan 2014. Bangsa kita sangat majemuk.  Kemajemukan itu di satu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti.

Para kader pasti sangat ingat, Partai Demokrat adalah partai Nasionalis-Relijius. Bagi kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati. Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis.

Indonesia adalah “Negara Pancasila” dan juga “Negara Berke-Tuhanan”.  Inilah yang harus diperjuangkan oleh Partai Demokrat, selamanya.

Saya berpendapat bahwa juga tidak tepat kalau Pak Prabowo diidentikkan dengan kilafah. Sama tidak tepatnya jika kalangan Islam tertentu juga dicap sebagai kilafah ataupun radikal.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata sempat bereaksi negatif terhadap kampanye akbar Calon Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto – Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News