SDGs Desa Solusi Penyelesaian Persoalan Perempuan di Pedesaan

SDGs Desa Solusi Penyelesaian Persoalan Perempuan di Pedesaan
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (Gus Menteri). Foto: Humas Kemendes PDTT.

Menurut Gus Menteri, proporsi perempuan yang biasa menggunakan telepon genggam cenderung lebih rendah daripada laki-laki.

Hal itu menunjukkan jaringan komunikasi dan peluang memperoleh pengetahuan secara mandiri bagi perempuan lebih rendah daripada laki-laki.

Di sisi lain, meskipun cenderung meningkat, namun proporsi jabatan manajer untuk perempuan jauh lebih rendah daripada laki-laki.

Artinya, kata Gus Menteri Halim, memang ada peningkatan posisi pekerjaan kelas menengah bagi perempuan, namun proporsinya masih jauh lebih rendah daripada laki-laki.

Kondisi ini sekaligus menandakan belum terwujudnya kesetaraan gender untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

"Belum ada kesetaraan di ruang publik ini bisa dilihat kursi parlemen yang diduduki perempuan cenderung jauh lebih rendah daripada laki-laki," katanya memberikan contoh.

Dijelaskan mantan ketua DPRD Provinsi Jatim ini, perempuan yang duduk di parlemen di daerah lebih tinggi dibanding di pusat.

"Ini artinya posisi perempuan dalam ruang publik dan penentuan arah pembangunan masyarakat masih rendah," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Gus Menteri Halim meyakini SGDs Desa mampu mengatasi berbagai masalah perempuan di desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News